Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...-----------------------------
I'AM WINNERSenyum sedari tadi terus mengembang di wajah kedua orang yang baru saja kembali merajut kisah kembali, siapa lagi kalau bukan Sakti dan juga Yuna.
Tangan keduanya pun sedari tadi terus saja bergandengan. Jangan di tanya bagaimana perasaan mereka saat ini, mereka tentu saja merasa sangat bahagia.
Suara lift yang berdenting membuat keduanya langsung melepaskan pegangan tangan tersebut.
"Sakti, aku pergi dulu."
Sakti lalu menganggukan kepalanya seraya tersenyum lembut ke arah Yuna. "Iya. Pulang nanti aku jemput ke ruangan kamu."
"Oke pak dokter" sahut Yuna sambil memberikan jempolnya.
Yuna pun langsung keluar dari lift tersebut dan melangkah kakinya menuju ruangannya.
Sakti terus mengembangkan senyumnya ketika melihat punggung belakang Yuna. Setelah tak melihat keberadaan gadis tersebut, baru lah Sakti menekan tombol lift di depannya.
*****
"Dokter Yuna ..."
Yuna yang ingin membuka pintu ruangannya seketika berhenti ketika mendengar suara seseorang memanggil namanya.
Yuna lalu membalikkan badannya dan matanya langsung menatap ke arah seorang perempuan yang kemaren mencari gara-gara kepadanya. Siapa lagi kalau bukan Sintia, si dokter gigi yang mencari-cari perhatian kepada Sakti.
"Ya dokter Sintia, ada apa?"
"Bisa kita berbicara berdua saja?"
Mendengar nada yang penuh penekanan dari perempuan tersebut membuat Yuna menganggukan kepalanya.
Yuna lalu membuka pintu ruangannya dan mempersilahkan perempuan itu untuk masuk ke sana.
Dengan tangan yang bersedekap di dada Yuna menatap penuh selidik terhadap perempuan yang duduk di hadapannya. "Jadi, apa yang ingin dokter Sintia bicarakan kepada saya? Apa ini masih ada hubungannya dengan dokter Sakti?"
"Sudah saya bilang dokter Yuna, jauhi dokter Sakti. Tapi sepertinya anda tidak mengindahkan ucapan saya kemaren" sinis Sintia.
"Apa hak anda melarang saya untuk mendekati dokter Sakti? Anda bukan siapa-siapanya" tekan Yuna.
"Jelas saya berhak. Saya adalah calon pacarnya dokter Sakti. Saya dan dokter Sakti sudah dekat sejak lama. Jadi, anda jangan macam-macam" ucap Sintia sombong.
Yuna yang mendengar ucapan itu seketika mengeluarkan tawanya dan itu membuat perempuan di depannya menatapnya bingung. "Calon pacar? Wah, saya benar-benar tidak menyangka jika dokter Sintia ini adalah calon pacarnya dokter Sakti. Tapi dari yang saya tau, dokter Sakti sudah mempunyai seseorang yang spesial di hatinya."
"Jangan mengada-ada, dokter Yuna" marah Sintia.
"Saya bahkan tau itu dari dokter Saktinya langsung, dokter Sintia. Dokter Sakti pernah menunjukkan orang itu kepada saya. Orangnya benar-benar sangat cantik. Bahkan, jika di bandingkan dengan dokter Sintia, sepertinya dokter tertinggal sangat jauh. Dan yang pasti orang tersebut satu profesi seperti kita" ucap Yuna dengan smirk di wajahnya.
"Saya tau anda berbohong, dokter Yuna. Saya tidak akan pernah mempercayai ucapan anda sebelum saya mendengarnya langsung dari dokter Sakti" sinis Sintia.

KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AGAIN (END)
Chick-LitBertemu dengan mantan pacar sewaktu SMA? Itulah yang di alami oleh Yuna, seorang gadis yang berusia dua puluh sembilan tahun dan berprofesi sebagai dokter anak di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Yuna tidak pernah menyangka jika dia kembali...