Happy Reading
(Telah di revisi)
.
.
***
Suara langkah kaki terdengar di dalam kamarku, aku dapat merasakan jika ada seseorang yang mendekat ke arahku yang sedang terbaring nyaman di tempat tidur, walau dengan mata tertutup. "Nona, ayo bangun. Tidur anda sudah cukup." Ucapnya, terdengar dari suaranya dia adalah salah satu pelayan pribadiku, yang bernama Ai.
"Ungg~" aku mengerang pelan menghiraukan panggilannya.
Huhh~sepertinya Ai menghela napasnya, langkah kakinya bergerak menjauh dari tempat tidurku.
Srek—terdengar suara gorden yang ditarik, setelahnya cahaya matahari langsung masuk ke dalam kamarku, dan cahaya dari matahari itu mengusik tidurku. Aku merasa silau, karena itulah aku menarik selimut hingga menutup seluruh tubuhku.
Dahiku berkerut akibat dari silau cahaya itu, "Ai, lima menit lagi, Ana masih mengantuk," rengekku, aku ingin dia membiarkanku tidur lebih lama lagi. Tubuhku berguling ke samping, bekas mama tidur semalam. Sepertinya mama telah bangun lebih dulu.
"Tidak! Nona harus segera mandi lalu setelah itu sarapan, yang lain telah menunggu anda!" Terangnya, namun aku tetap tidak bangun malahan aku semakin erat memeluk Raby boneka rubah kesayanganku.
Tangan-tangannya memegang ujung selimutku lalu menariknya, aku tidak mau kalah dengannya, karena itulah aku juga menarik selimutku sehingga terjadilah aksi tarik-menarik di antara kami berdua.
"Tidak mau~" tolakku. Aku masih mengantuk gara-gara mimpi dan petir semalam, karena hal itu membuatku tidak tidur dengan nyenyak.
"Nona yakin tidak ingin bangun?"
"Iya!"
"Baik." Setelah mengatakan itu, aku dapat merasakan genggamannya melonggar pada selimutku, dan dia sepertinya melangkah keluar menuju pintu. Aku merasa dia mulai menyerah untuk membangunkanku, karena itu aku tersenyum lebar dengan mata tertutup dibalik selimut.
Tap—langkah kaki Ai terhenti, "anda yakin nona? Tidak ingin bertemu bibi Niola?"
Mendengar nama bibi Niola disebut membuat telingaku menjadi tegak, seketika saja mataku terbelalak terkejut, dan semua nyawaku berkumpul secara tiba-tiba. "APA!!! Bibi Niola mau datang?!" Teriakku secara refleks. Lekas saja aku bangun dari tempat tidur, dapat kulihat Ai berdiri tegak di depan pintu.
Ai tersenyum seperti orang licik, "Hehe, bukan mau datang nona, tetapi sudah datang," koreksi Ai.
Iris emerald-ku melotot lebar, berkat itu nyawaku sudah terkumpul penuh, tanpa ba, bi, bu, aku langsung bangun dari tempat tidur.
"Ai! Kau jahat sekali!! Kenapa tidak mengatakannya dari tadi? Ana kesal!!" teriakku.
Lalu aku berlari menuju kamar mandi meninggalkan Ai yang terkekeh ria.
"Hahaha, nona tadi tidak bertanya."
***
"Hupt, akhirnya selesai mandinya~hehe," gumamku senang. Perasaan terasa berbunga-bunga mendengar kedatangan bibi Niola, aku senang karena setiap bibi datang, bibi akan membawakan satu cerita dongeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forsythia and Gladiol (first) END
FantasyIni adalah cerita tentang seorang gadis kecil yang berpetualang dalam dimensi yang berbeda melalui sebuah pintu usang dengan simbol-simbol berbentuk abstrak yang sulit dipahami apalagi oleh gadis kecil itu. Tetapi herannya, mengapa gadis itu dapat m...