40

82 6 0
                                    


"Berhenti! Hah! Hah!"

Cilden menarik napasnya yang putus-putus, "kakak sudah tidak tahan lagi."

Acacia terkekeh. "Oke, sesuai perjanjian kakak harus membelikan Cia cake lemon yah!"

Cilden mengangguk.

"Ayo kak kita kembali, mungkin para pelayan akan mencari kita." Acacia menarik tangan Cilden. Mereka masuk ke dalam istana.

Melihat kepergian mereka Luna dengan cepat memegang tangan Liana lalu menariknya mendekat. "Tutup matamu, ini mungkin akan mengguncang mu, bersiaplah!"

Liana mengangguk sambil menutup matanya.

"Teleportasi!"

Swosshdengan cepat mereka menghilang.

****

"Ughh, dimana aku?"

Aku berada dimana? Kenapa disini sangat gelap?

"Liana! Liana!"

Aku berteriak sekuat tenaga namun suaraku hanya dibalas oleh gema.

Sebenarnya ini dimana?

Swosshh.

Degh!

Hah! Sesuatu terasa seperti menerbangkan rambutku, apa itu angin?

"Hahaha! Menyenangkan sekali!"

Suara itu mengagetkanku, dengan cepat aku menoleh.

Aku terkejut, saat melihat seluruh tubuhku bersimbah darah tengah mengoyak tubuh orang lain.

"I—tu?" Seketika kakiku menjadi gemetar, aku merasa takut sekaligus ngeri, ini pertama kalinya aku melihat tubuhku lepas kendali, biasanya aku memang menyakiti orang lain tapi tidak sampai membunuh mereka. Kali ini benar-benar keterlaluan dan Snow Red telah bertindak terlalu jauh!

Aku harus menghentikannya!

"Hah~lemah sekali mereka! Membuatku menguap bosan"

"AAAAAAAAA!"

Suara teriakan yang terdengar familiar untukku mengalihkan perhatian ku sepenuhnya dapat kulihat Liana mendekat.

"Tidak! Liana menjauhlah itu berbahaya!"

Sekuat tenaga aku menyuruhnya untuk pergi tapi nihil usahaku sia-sia, dia tidak mendengarkan ku sama sekali.

"Wahh, lama kita tidak bertemu."

Dia berbicara dengan Liana hingga Liana ambruk ketanah, melihat hal itu tentu membuatku kaget.

"Berhenti jangan dekati Liana!" Aku berusaha mendekat tapi tidak bisa! Seolah-olah ada yang menarikku untuk tetap di sini.

"Kau takut Vion?"

Suara itu menghentikan ku, suara yang sangat kukenal.

"Berhenti bermain-main Snow Red!"

Dia terkekeh, "berhenti? Hahahah! Siapa kau yang seenaknya memerintah diriku? Aku tidak akan berhenti jika aku sudah mulai bersenang-senang Vion! Dengar disini akulah yang berkuasa sedangkan kau hanyalah sebuah bidak lemah yang tidak lama lagi akan kubuang!"

The Forsythia and Gladiol (first) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang