Happy Reading.
.
(Selesai di Revisi)
***
"Dengan kekuatan Dewi bulan yang menaikkan air ke daratan, berikanlah aku kuasamu. Sihir Air, tingkat pertama, GELOMBANG AIR!!"
"Pada ujung pedang Dewi kekuatan yang mengeluarkan nafas api, aku memohon kuasamu. Sihir api, tingkat pertama, GELOMBANG API!!"
Sama halnya dengan Rith, Rachel membalas sihir Rith. Pada ujung tongkat Rachel yang berwarna jingga, muncul lah kobaran api, terasa panas.
***
Dua bola cahaya muncul dari ujung tongkat yang dipegang oleh Rith dan Rachel, dua bola cahaya yang berbeda warna itu akan saling bertabrakan.
Dengan binar yang muncul dari mataku, aku begitu antusias menantikan hasil yang akan terjadi jika kedua cahaya itu bertabrakan.
"Shield!"
Pshhh-tetapi sayangnya ke dua bola itu lenyap seperti uap. Membuatku merasa kecewa sedikit.
"Kak Nicold!" Ucap Rachel.
"Kak! Kenapa dihilangkan? Biarkan saja dia basah kuyup!" Cetus Rith dengan kesal dan tidak terima jika sihirnya dihilangkan oleh kak Nicold.
"Enak saja, malahan kau yang hangus terbakar!" Balas Rachel tidak mau kalah.
"APA!!!"
Ketika mereka mulai bersiap kembali untuk mengambil ancang-ancang, tiba-tiba dihentikan oleh gebrakan meja yang keras.
BRAKK!
Suara gebrakan itu begitu kencang hingga menggetarkan gelas-gelas yang ada di meja makan.
"RITH! RACLE! Apa kalian tidak mendengar perkataan ibu tadi?! Karena kalian menggunakan sihir disini kalian harus di H-U-K-U-M!" Tekan Duchess Aruna dengan wajah yang begitu marah, aku yakin jika saat ini Duchess sangat-sangatlah marah. Wajahnya saja memerah.
Aku melirik ke arah Rith, dahinya penuh akan keringat. Wajahnya memucat, ia menatap ke arah Rachel. Kondisi mereka berdua mirip. Sama-sama ketakutan tetapi sama-sama saling menyalahkan.
"Ini semua salahmu!" Tuding Rith.
"Tidak, tapi salahmu!" Balas Rachel.
"Mengaku lah tuan decak!"
"Diamlah mulut cerewet!"
Melihat hal itu membuat Duchess Aruna semakin kesal, sekali kedipan mata Duchess Aruna berpindah posisi, begitu pun Rachel dan Rith. Yang awalnya mereka duduk berhadapan kini saling bersebelahan tetapi di tengah mereka ada Duchess.
"Kalian! Benar-benar membuat ibu kesal!!"
Duchess Aruna menjewer telinga mereka berdua lalu menarik mereka keluar.
"Aaaa, sakit ibu!" Pekik mereka.
"Rasa sakit itu pantas untuk kalian yang tidak mematuhi perkataan ibu. Seperti yang ibu bilang kalian dihukum!" Ucap Duchess sembari menyeret mereka keluar dari ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forsythia and Gladiol (first) END
FantasyIni adalah cerita tentang seorang gadis kecil yang berpetualang dalam dimensi yang berbeda melalui sebuah pintu usang dengan simbol-simbol berbentuk abstrak yang sulit dipahami apalagi oleh gadis kecil itu. Tetapi herannya, mengapa gadis itu dapat m...