4

263 18 0
                                    

Happy reading
.

.

(Selesai di Revisi)

***

"Liana, berhenti. Kita sudah sampai." Kata Vion, kakinya berhenti bergerak. Begitupun aku.

Pyuh~Sejenak aku mengatur nafas, sejak sampai disini aku belum beristirahat sama sekali, aku sedikit lelah.

Setelah nafasku mulai normal, aku mendongak guna melihat rumah milik Vion. Tetapi tepat ketika melihatnya tubuhku membeku, nafasku seperti tercekat di tenggorokan.

Mataku melongo

Mulutku membulat.

Eh? Kok terbalik?! Ahh tidak peduli yang ku pedulikan itu—KENAPA RUMAH VION BERUBAH MENJADI KASTIL?!!! eh maksudnya KENAPA RUMAH VION ADALAH KASTIL?!!! DAN JUGA INI KAN KASTIL YANG TADI KULIHAT?!.

wooow.

"V-ion?" Aku menoleh kearahnya dengan gerakan yang patah-patah.

"Yaa Liana?"

"J-angan bilang kalau kamu...?"

Dia tersenyum, "maafkan aku karena tidak jujur padamu, aku takut kamu akan menjauhiku kalau tahu aku adalah pangeran dari negeri Forsythia ini."

Degbetapa terkejutnya aku saat tahu jika nama tempat ini sama dengan tempat yang bibi ceritakan.

Kerajaan Forsythia? Lalu pangeran bertopeng itu—adalah Vion?

Dongeng itu nyata?

"Liana!"

"YAA?!"

"Kau baik-baik saja?"

'Tidak aku terkejut,' dengan wajah yang sedikit pias aku menoleh ke arahnya. Bulir-bulir keringat sebesar biji jagung meleleh di dahiku.

Dengan senyum yang sedikit kupaksakan aku menjawabnya, "aku baik."

Vion mengangguk walau tersirat ekspresi ragu di wajahnya. Dia pun bergerak untuk menyuruhku maju mengikuti langkahnya yang memasuki halaman istana.

Istana itu membuatku terpukau, bentuknya persis seperti dongeng yang selalu bibi ceritakan padaku. Indah, besar, dan megah.

Kakiku menapak halaman istana yang luas, yang ditumbuhi oleh rerumputan hijau kecil beserta bunga-bunga kuning.

Baru berjalan di halamannya saja sudah membuatku lelah, apalagi masuk ke dalam istana itu, ukurannya lebih besar dari rumahku.

Lama kami berjalan akhirnya kami sampai pada pintu yang ada di depan istana. Langkah Vion terhenti begitu juga aku, kami sama-sama terdiam melihat pintu besar yang ada didepan kami. Entah apa yang dipikirkan oleh Vion.

Kalau aku sedang memikirkan tentang dongeng itu, aku bingung, apa yang harus kulakukan?

'Apa dongeng itu nyata?' beberapa kali pertanyaan itu terlintas di kepalaku, terulang dan terus terulang. Lalu beberapa kali juga aku berusaha menepis pikiran buruk dari kepalaku.

The Forsythia and Gladiol (first) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang