45

97 6 2
                                    


"Rith menjauhlah." Nilo memegang lengan Rith lalu kemudian menariknya menjauh.

"Rachel berhenti." Sama halnya dengan Nilo, dia menarik Rachel menjauh.

Sama halnya dengan Nilo, Grisa juga ikut memisahkan si kembar itu, namun tetap saja keduanya masih terus berdebat.

Hahh~ Pilix yang berdiri di dekat Nicold menarik napas, dia mulai kesal dengan perdebatan si kembar yang tidak terlihat ujungnya itu, "menunggu mereka selesai sama saja hidup di sini selamanya." Sarkas Pilix.

"Grisa! Nilo!" Panggil Nicold yang sedari tadi diam, dia mulai jengah.

Mendengar nama mereka berdua di panggil, menoleh ke arah Nicold.

"Kalian tetaplah di sini, biarkan kami yang mencari Blue Salvia itu, lagipula jika kalian ikut itu akan berbahaya, setidaknya jika kami tidak kembali selama sehari, kalian bisa pulang ke istana untuk melaporkannya."

Grisa dan Nilo mengangguk, mereka mengerti maksud dengan Nicold.

"Begitu juga kau, Seny!"

Seny tersentak kaget mendengarnya, "mengapa?!" Terlihat dia tidak terima dengan keputusan Nicold yang tiba-tiba.

"Aku tidak ingin kamu terluka."

***

Blue Salvia terdapat di sebuah pulau yang berdekatan dengan kekaisaran Agras, kekuasaan Negeri itu setara dengan kekaisaran Forsythia, aku melupakan nama wilayah mereka.

'Leon—apa yah, aku lupa.'

Kami semua sampai dengan cepat ke pulau Salvia berkat teleportasi sihir milik Rith, walau terhambat beberapa kendala.

Blue Salvia atau bunga Salvia, tumbuh di dataran tertinggi perbatasan wilayah kekaisaran Forsythia dengan kekaisaran Agras. Untuk sampai ke tempat ini tidaklah mudah, butuh kekuatan sihir alam yang alami untuk bisa sampai. Itulah alasan mengapa Rith yang melakukan sihir teleportasi, sebab sihir miliknya terlihat murni, berbeda dengan Rachel dan yang lainnya, aku tidak tahu alasannya mengapa tetapi Yukki lah yang menentukan itu.

Saat ini kami hanya ber-empat, sisanya tidak ikut. Mereka akan menunggu kami kembali.

"Jadi kemana lagi sekarang?" Pilix bertanya memecah keheningan diantara kami.

Nicold terlihat memandang ke depan, tangan kirinya terangkat ke arah sebuah gunung yang sangat tinggi. "Ke sana."

Kami menoleh secara serentak, aku agak meringis melihat ketinggian gunung itu, "tinggi sekali! Aku bahkan tidak melihat ujungnya."

"Kau benar, gunung itu terlalu tinggi. Tapi yang aku khawatir kan bukan itu." Vion memandang dalam gunung itu, cahaya matanya terlihat meredup.

"Tetapi pertukarannya, entah apa yang diinginkan Blue Salvia dariku."

Mendengar itu membuatku membeku.

'Vion.'

***

"Akhirnya sampai juga di puncak gunung. Pyuhhh~"

Kutarik napasku sejenak, aku sungguh kelelahan, bayangkan kami mendaki gunung yang sangat-sangat tinggi, tetapi herannya kami pada akhirnya tetap sampai juga.

The Forsythia and Gladiol (first) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang