Dan benar yang dikatakan Grisa, acara dansa dimulai. Cahaya di ruangan itu di redupkan. Menyisakan satu cahaya yang berfokus pada kaisar dan Ratu. Mereka berdiri dengan tangan bunda yang dipegang oleh Kaisar.Cahaya mengiringi mereka yang melangkah menuju tengah dimana seluruh pasang mata menatap mereka kagum.
Sang kaisar membungkuk dihadapan bunda, setelahnya kaisar mengecup singkat tangan bunda, dapat kulihat bunda tersenyum dengan malu-malu. Membuatku juga ikut tersenyum.
Aku bisa melihat betapa dalamnya kaisar menatap bunda, dimata yang berwarna Aqua kelam itu terdapat penyesalan yang amat mendalam.
'Bunda benar, kaisar masih sama seperti dulu.'
"Ijinkan aku berdansa denganmu, ratuku."
Semua orang terkagum, bahkan ada yang ikut merona mendengar perkataan kaisar.
Bunda mengangguk tidak lupa senyum menghiasi wajahnya. "Tentu saja, rajaku."
Aku jadi terharu mendengarnya.
Kaisar berdiri untuk memulai dansanya.
"Liana."
Aku kaget mendengar suara Yukki yang muncul tiba-tiba.
"Kau ingin mendengar perkataan Egar?"
'Maksudmu?'
"Dengarkan saja sebentar."
"Maafkan aku karena telah membuatmu menangis selama ini Viana."
"Rajaku, aku mengerti dengan kondisi yang menimpa kita, tidak apa."
"Aku mencintaimu Viana, selamanya dan tidak akan pernah berhenti."
"Kau berhasil membuat mereka saling terbuka dengan perasaan mereka sendiri."
Aku senang mendengarnya, tapi aku agak sedih karena Vion tidak dapat melihat itu, padahal aku juga ingin berdansa dengan Vion.
"Haaaa, lihat mereka! Sudah kembali seperti dulu lagi, awww~romantisnya.""Kau benar Aruna."
Reaksi Aruna-lah yang paling heboh diantara yang lain, "aku juga ingin seperti mereka, tapi suamiku tidak peka sama sekali." Matanya melirik sinis Jen yang sedang tersedak minumannya sendiri.
"Uhuk! Sayang~"
Ayana terkekeh melihat Aruna yang memberi kode terang-terangan pada Jen.
"Sindiran mu lumayan juga." Puji Rilien.
Jen mendengus, dia menyapu mulutnya setelah meletakkan minumannya pada nampan yang dibawa oleh butler. "Tutup mulutmu Ratu kutub."
Rilien melotot tajam ke arah Jen, ia hendak membalas perkataan Jen namun di cegah oleh Louzi dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir Rilien.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forsythia and Gladiol (first) END
FantasyIni adalah cerita tentang seorang gadis kecil yang berpetualang dalam dimensi yang berbeda melalui sebuah pintu usang dengan simbol-simbol berbentuk abstrak yang sulit dipahami apalagi oleh gadis kecil itu. Tetapi herannya, mengapa gadis itu dapat m...