37

82 7 0
                                    


Wahh, berita baru semuanya, aku tersesat lagi! Entah bagaimana aku bisa sampai ke jalan yang ada di ujung gang sempit dan gelap ini.

Kalau tidak salah ingat, terakhir kali aku...

"Kak, Liana kita ke sana yuk!" Ajak Rith.

Aku menggeleng lemah, "cukup Rith! Aku sudah tidak kuat lagi, rasanya perutku akan meledak!"

"Yahh~Liana aku masih lapar, aku janji ini yang terakhir." Rengek Rith.

Aku menghela napasku lalu menoleh pada kak Pilix, dia juga terlihat sama sepertiku, dia kekenyangan.

Menyadari tatapanku, kak Pilix juga ikut menoleh, "janjikan ini yang terakhir?"

Mendengar hal itu membuat mulutku ternganga, sedangkan Rith sangat senang. Ughh, apa mereka tidak merasa kenyang setelah makan 5 porsi per orang? Jika iya, maka mereka patut di acungi jempol karena perut mereka yang seperti karet.

Rith meloncat girang, "yeayyy! Makan lagi!" Dengan cepat dia berlari pergi tanpa menunggu kami.

"Kau masih kuatkan Liana?"

"Aku mencobanya."

"Aku juga."

Kami mengikuti Rith yang sudah di dep-lho?

Aku tidak melihat tanda-tanda keberadaan Rith, mataku bergerak liar menatap sekeliling namun nihil. Rith tidak ada!

"Kak, sepertinya Rith terse-"

Sat? Aku ada di mana?

Yahh begitulah alasan aku tersesat.

Tapi...

Kenapa aku buta arah sih?! Dari sesat menjadi tersesat, awalnya aku tersesat lalu aku mencoba mencari jalanku sendiri tapi..aku malah semakin tersesat! Aku salah jalan dan berakhir di jalan buntu. Sepertinya Dewi keberuntungan tidak berpihak padaku! KENAPA?!

Dan lagi jalan ini sepi dan agak menyeramkan, aku takut sekali kalau-kalau ada hantu yang tiba-tiba muncul, tapi di sini tidak ada hantu kan?

Aku tidak bisa meminta bantuan Yukki, karena dia sibuk! Aku heran kemana dia akhir-akhir ini menghilang.

"Akhh!"

Eh? Sepertinya aku mendengar sesuatu. Tubuhku seketika menjadi merinding. Setelah mendengar teriakan itu. Suaranya berasal dari arah depan, arah yang ingin aku tuju.

Mendengar itu membuatku ragu untuk terus maju atau mundur.

'Bagaimana jika orang itu dalam bahaya, dan dia sedang meminta bantuan?'

Aku akan pergi, walau hanya mengeceknya, jika di sana tidak ada apa-apa maka aku akan terus maju, tapi jika terjadi sesuatu di sana maka aku harus kembali untuk meminta bantuan.

Dengan perlahan aku melangkah maju, semakin aku dekat maka teriakan itu semakin jelas.

"Arrggg! Akhhh."

"Akhh! Berh-enti! TOLONG!"

"HAHAHAH! LEMAH!"

"ARGGGG!"

"Mati! Matilah!"

Aku terkesiap mendengar teriakan yang bercampur itu, ku telan kasar salivaku saat mendengar jeritan kesakitan itu. Dengan pelan aku semakin mendekat hingga...

Deg!

Seluruh tubuhku membeku, aku menatap tidak percaya dengan pemandangan yang ada di depanku.

The Forsythia and Gladiol (first) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang