25

111 10 0
                                    


"Menyingkir dari sini atau-"

"....."

"Mak! Pukul saja dia!"

"Ya!"

"....."

"L-iana men-ugh! Menyingkir lah!"

Kepalaku menoleh, saat mendengar suara Vion yang lirih jelas sekali jika dia sedang menahan sakitnya.

Fokusku kembali pada orang jelek yang bernama Mak itu, kupegang jubahku lalu kutarik membuat jubahku terlepas dari tubuhku. Tidak ada gunanya lagi aku menyembunyikan tubuhku sendiri.

Kepalaku terangkat menatap mereka, aku tidak dapat menahan gejolak amarahku lagi.

"Aku tidak akan pergi! Aku akan melindungi Vion! Aku juga tidak takut akan ancaman kalian!" Teriakku kencang sekali.

Semua orang terkejut melihatku.

"Lihat mata gadis itu berwarna emerald."

"Benar! Seperti ramalan itu!"

"Mustahil! Bisa saja itu hanya ilusi! Jangan tertipu olehnya!"

Seperti yang dikatakan oleh Yukki, Mak dikendalikan oleh seseorang dan seseorang itu mengendalikan semua orang yang berada disini melalui Mak. Entah kenapa ketika aku melihat Mak dia mirip seperti babi.

"Menyingkir lah gadis kecil, apa kau tidak takut terkena kutukannya?"

Lagi-lagi kalimat itu, tentang kutukan Vion.

"....."

Mak melangkah mendekat ke arahku.

"Lebih baik kau patuh padaku, gadis kecil yang manis." Dia berbisik padaku, membuatku jijik mendengarnya, bau mulutnya seperti kotoran sapi.

Wajahnya menyebalkan sekali, tatapan matanya seolah-olah ingin menerkamku.

"Jauhkan mulut bau kotoran babimu itu dari telingaku!"

Wajahnya terkejut mendengar perkataanku. "Hah! Babi! Berani sekali kau! Padahal aku sudah berbaik hati padamu!"

Dahiku menukik tajam, 'berbaik hati? Hah! Anak umur lima tahun pun tahu mana orang yang baik dan mana orang yang jahat!'

"Hei nak, lebih baik kau menyingkir dari sana." Teriak kerumunan itu.

'menyingkir? Dalam mimpimu!'

"Kami tidak berniat menyakitinya, kami hanya memberinya beberapa pengertian."

'Aku benci wajahmu, lebih baik kau mati saja sana!'

"Liana aku mohon pergilah! Disini berbahaya!" Vion memegang tanganku, lalu menggoyang-goyangkannya.

"Aku tidak ingin kamu terluka karena aku. Pergilah!" Lelehan air matanya mengenai tanganku ketika dia menyentuhkan dahinya pada tanganku.

Rasanya ada yang meremas jantungku. Terasa sakit.

"TIDAKKK! Yang seharusnya pergi adalah kalian semua! Para pengecut! Apa kalian buta?! Atau kalian tuli! Sehingga tidak melihat atau mendengar kalau Vion adalah putra mahkota kerajaan Forsythia? Kastanya lebih tinggi dari kalian!"

"....." Keheningan terjadi setelah aku berteriak.

"Darah bangsawan yang terhormat mengalir di tubuhnya, sedangkan kalian hanyalah rakyat jelata." Mataku menyipit melihat kerumunan itu satu-persatu.

"Takdir tidak adil yah, menjadikan anak terkutuk itu menjadi pangeran, hahah. Jika memang dia berasal keluarga Kerajaan tapi mengapa? Mereka yang berdiri di sana tidak membantunya?" Mak menunjuk keluarga Vion dengan lancang. Dia punya nyali yang besar juga yah.

The Forsythia and Gladiol (first) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang