"Ayo kita susul dia!" Ajak Grisa.Rachel mengangguk. Mereka mendekati Rith, untuk memastikan hal apa yang terjadi padanya hingga ia berdiri seorang diri di tengah kerumunan.
"Rith! Apa yang kau lakukan sendirian?"
Mendengar suara Grisa membuat Rith terkejut, matanya berkaca-kaca.
"Grisa! Huwaa!" Rith dengan cepat memeluk Grisa. "Aku takut sekali! Grisa! Aku tadi tersesat! Aku terpisah dari Liana dan kak Pilix!" Adu Rith.
Grisa mengusap lembut punggung Rith. Dapat dia rasakan tubuh Rith yang bergetar ketakutan.
"Bagaimana bisa kalian terpisah?"
Rith melepaskan pelukannya. Lalu dia menjelaskan kronologis kejadian yang dia alami dari A-Z.
"Begitu..."
Saat Rith menyelesaikan ceritanya, saat itulah makian Rachel mengalun.
"BODOH! Kau ternyata sangat bodoh!" Teriak Rachel membuat mereka bertiga menjadi pusat perhatian.
Rith yang mendengar dirinya dikatai, melotot. "DIAM KAU! seharusnya kau sebagai kembaranku menghiburku setelah aku tersesat mungkin saja aku masih syok atau apa, bukannya malah mengataiku! Palingan kau yang bodoh! Dasar hodob!!" Kata Rith dengan urat-urat lehernya yang menonjol, akibat dia berteriak. Dan sekarang malah Rith yang berteriak.
Rachel berdecih, jika saja Rith bukan kembarannya mungkin Rachel akan membuang Rith ke lautan api. "Cih! Jika bukan bodoh lalu apa? Semua itu salahmu jika bukan karena dirimu yang memikirkan makanan! Kau tidak akan tersesat! Apa di otakmu itu hanya ada makanan! Aku kasihan dengan Liana dan Pilix yang harus mengurus anak kecil yang hanya memikirkan makanan di otak kecilnya, contohnya sepertimu!...padahal bagus juga jika kau tersesat atau bahkan tidak pernah ditemukan lagi." Kata Rachel dengan gumaman di akhir kalimatnya.
Namun Grisa yang berada disisi Rachel dapat mendengar semua perkataannya. Karena itu Grisa menyikut lengan Rachel. "Tidak baik berkata seperti itu! Rith itu kembaranmu Rachel! Lebih baik kalian berdua diam! Kalian telah memancing keributan disini! Tingkah kalian benar-benar tidak sopan, lihatlah banyak pasang mata yang menatap ke arah kita!!!" Kata Grisa dengan tegas, sejak tadi dia merasa tidak nyaman karena mereka memancing keributan di tengah pesta.
Banyak penduduk yang menatap penasaran mereka bertiga.
"Tap—"
"Rith! Grisa! Rachel!!!"
***
'sudah lebih dari 10 menit, tapi Vion masih belum sadar juga, apa ia baik-baik saja?' batin Liana. Sejak tadi dia menunggu Vion yang terbaring di pangkuannya untuk sadar, tetapi Vion belum kunjung sadar membuat Liana bergerak gelisah.
Hingga sebuah erangan keluar dari bibir pucat Vion. "Engghh."
Liana tersentak saat merasakan sebuah gerakan pelan Vion, dengan cepat dia menepuk-nepuk pipi Vion dengan pelan.
"Vion?"
Panggilan dari Liana terdengar di telinga Vion, secara perlahan dia membuka matanya, menampakkan iris biru yang cerah.
Dahi Vion mengernyit, matanya berdenyut akibat cahaya lampu yang menyorot, penglihatannya samar membuatnya berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatannya.
"L—iana?" Panggilnya dengan pelan.
"Ya! Ini aku, Vion bagaimana keadaanmu sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forsythia and Gladiol (first) END
FantasyIni adalah cerita tentang seorang gadis kecil yang berpetualang dalam dimensi yang berbeda melalui sebuah pintu usang dengan simbol-simbol berbentuk abstrak yang sulit dipahami apalagi oleh gadis kecil itu. Tetapi herannya, mengapa gadis itu dapat m...