46

56 6 0
                                    


Secara perlahan cahaya berwarna biru menyelimuti mereka bertiga, hingga cahaya itu semakin besar dan menyilaukan. Sampai cahaya itu meredup bersamaan hilangnya keberadaan ketiga orang itu.

***

"Ruangan hampa? Ada yang ingin kau katakan padaku, Salvia?"

"Maafkan saya karena memanggil ada seperti ini, Dewi agung."

Salvia berlutut di depan Liana atau lebih tepatnya Yukki yang sedang mengambil alih tubuh Liana.

"Selama ribuan tahun saya telah melayani para Dewi di Latinas, bahkan saya meninggalkan Latinis demi pengabdian saya pada para Dewi agung. Bolehkah saya meminta satu permohonan?"

Dahi Yukki berkerut, dia agak tertegun mendengar perkataan Salvia, sebab dia tidak menyangka jika peri paling setia milik Luna akan meminta permohonan. Biasanya mereka akan melayani tanpa imbalan apapun dan untuk selamanya.

"Katakanlah, namun aku tidak menjamin permohonan mu diizinkan, kau milik Luna walaupun kau melayani kami."

Salvia mengangguk, "saya mengerti, jika tugas ini berakhir bolehkah saya pulang untuk menyatu dengan Dewi pencipta?" Salvia menunduk menatap jari-jarinya yang terlihat memudar, "masa kehidupan saya hampir hilang, saya rasa kali ini adalah pertukaran saya yang terakhir." Salvia tersenyum dengan mata yang redup. Sayap-sayap birunya yang berkilau tidak sebersinar dulu lagi.

"Aku rasa Luna akan menerimamu kapan saja." Yukki membalas senyum dari Salvia. "Bagaimana keadaan pangeran perak itu?"

"Kami sedang melakukan pertukaran."

"Pertukaran apa yang kau sepakati dengannya?"

"Itu—"

***

Dugg!

"Ugh~"

Aku merasa kepalaku menabrak sesuatu.

"Liana bangunlah."

Aku mendengar suara kak Pilix memanggilku, dan tubuhku digoyangkannya.

Dengan berat aku membuka mataku, cahaya yang menyilaukan menyambutku.

"Di mana aku?" Tanyaku, sambil mengusap kedua mataku yang terasa kabur.

"Kau dapat mendengarku Liana?!"

"Ughh! Yaa! Jadi berhentilah menggoyangkan tubuhku, rasanya aku pusing!" Keluhku, sejak tadi aku bersusaha menahan isi perutku yang ingin keluar akibat guncangan kak Pilix.

Sebenarnya apa yang terjadi, bukankah aku tadi bersama Vion?

Ha?

Seakan tersadar sesuatu, aku langsung berdiri tetapi dengan tenaga yang kecil, membuat lututku gemetar akibat tidak  dapat menopang berat badanku sendiri hingga aku kembali terjatuh di pelukan kak Pilix.

"Liana!"

Untung saja kak Pilix sigap menangkap ku, jika aku terjatuh ke tanah mungkin aku akan terluka.

The Forsythia and Gladiol (first) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang