12

131 10 0
                                    


Happy Reading

.

.

(Selesai di Revisi)

***

•••

Berita kematian Pristan menyebar dengan cepat di kalangan bangsawan dan rakyat biasa, menimbulkan banyak reaksi keterkejutan akibat kematian mendadak suami dari adik Raja.

Upacara pemakaman pun digelar dengan terhormat, banyak para bangsawan yang menghadirinya, mereka memakai pakaian yang berwarna hitam, serta bunga Gladiol yang mereka pegang masing-masing.

Rintik-rintik hujan mengiringi pemakaman itu, seakan-akan hujan juga ikut bersedih atas duka yang menyelimuti kerajaan Forsythia.

"Ibu, apa yang terjadi dengan paman?" Anak laki-laki berambut dark blue bertanya pada ibunya.

Sang ibu menunduk untuk menyamakan tinggi putranya. Mata hitam wanita itu menyorot sedih ke arah putranya, tangannya memegang kedua bahu anaknya.

"Paman sudah tenang Vion, paman telah menjadi bunga Gladiol."

Anak yang bernama Vion mengerjabkan matanya dengan polos." Gladiol? Kata Mr. Smith Gladiol itu adalah kenangan, lalu apa maksud
Ibu, paman telah menjadi kenangan? Paman pergi? Meninggalkan kak Pilix dengan bibi Ayana? Kenapa ibu?! Jika paman pergi mereka akan sedih!" Suara anak itu bergetar dia merasa sedih ketika memikirkan Pilix serta ibunya yang menangis. Dan ia pun merasa kehilangan sosok paman yang selalu bermain bersamanya dan mengajarinya berpedang.

Ibunya merasa sangat sesak mendengarnya, ia menggigit bibir bawahnya, "ini adalah takdir mereka Vion, kita tidak bisa berbuat apa-apa."

Grep.

Ibunya langsung memeluk Vion dengan erat. Mereka saling menyalurkan rasa sakit itu satu sama lain.

Setelah itu ibunya melepaskan pelukannya, "Vion taruh bunga itu di sana." Tunjukknya ke arah makam Pristan.

Vion menoleh ke sana, lalu kemudian ia berjalan mendekat, orang-orang yang menyadari jika putra mahkota berjalan ke arah mereka langsung menghindar untuk memberi jalan tidak lupa mereka juga membungkuk hormat kepadanya.

Vion menghiraukan salam penghormatan itu, mata aquanya berfokus pada anak laki-laki yang berdiri di samping makam dengan tatapan kosong.

"Kak Pilix?"

Tak ada jawaban darinya.

"Kakak harus kuat karena kakak adalah putra paman yang berani, Vion yakin paman akan bahagia jika melihat kakak bahagia, paman pernah bilang jika kakak adalah pedang yang kuat yang tidak akan goyah walaupun di tebas berkali-kali. Sekarang paman telah menjadi bunga Gladiol yang paling indah." Kata Vion.

Pilix tetap tidak menjawab perkataan Vion, namun matanya mengeluarkan cairan bening yang sedari tadi ia tahan, ia menoleh ke arah Vion, mata Aqua itu terlihat bersinar.

The Forsythia and Gladiol (first) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang