30

101 7 0
                                    


"Maafkan adik saya, jangan hukum dia, hukum saja saya!"

Benar dugaanku dia kakaknya, tapi aku rasa dia salah orang untuk meminta maaf.

"Mungkin lebih baik kita duduk dulu." Kata Grisa.

Aku mengangguk, itu ide yang bagus lagipula aku sudah lelah berdiri.

Aku mengangguk, itu ide yang bagus lagipula aku sudah lelah berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka semua duduk di meja yang telah disiapkan khusus oleh para pelayan butik. Meja itu berbentuk persegi panjang muat untuk enam orang. Liana duduk di antara Rith dan Grisa sedangkan Seny dan kedua anak itu duduk berdampingan. Mereka saling berhadapan.

"Jadi siapa nama kalian?" Tanya Grisa sembari mengangkat pelan teh yang beraroma bunga Jasmine. Dia menyesap sedikit teh itu lalu kembali meletakkannya dengan perlahan. Hal itu tidak luput dari pandangan Liana, dia menatap Grisa dengan kagum melihat betapa anggun dan elegannya Grisa.

"Nama saya Sera Borgia, sedangkan dia adik saya namanya Arzel Borgia, kami anak dari Count Borgia." Jawab Sera, di akhir katanya dia menunduk untuk memberi hormat pada Grisa.

Grisa menarik napasnya sejenak, "jadi benar tentang rumor yang beredar mengenai masalah keluarga Borgia yang muncul semenjak tuan Count dan nyonya Countess meninggal?"

Sera yang awalnya menunduk mengangkat kepalanya, hingga iris coklat kelamnya bersitatap dengan iris abu-abu milik Grisa. "Benar, keluarga kami mengalami kebangkrutan membuat kekayaan menurun dengan pesat ditambah kedua orang tua kami telah meninggal. Karena itulah kami bekerja untuk mempertahankan status bangsawan kami, hanya itu yang bisa membuat kami bertahan selama ini."

Grisa memejamkan matanya sebentar, lalu kembali menatap Sera. "Sepertinya masalah kalian sangat rumit."

Liana yang mendengarkan permasalahan itu merasa sedih atas tragedi yang menimpa Sera dan Arzel. Dia tidak dapat membayangkan bagaimana jika dia yang mengalami itu.

"Akan sulit mempertahankan status kalian jika para faksi bangsawan mulai bergerak. Jika saat itu tiba kalian mungkin akan hancur, contohnya seperti tadi, Lady yang berasal dari keluarga Duke Ardel, kekuasaan ayahnya hampir setara dengan kekuasaan Duke Glova, ayahku."

Mendengar perkataan itu, membuat tangan Sera gemetar, dia merasa takut akan kemungkinan-kemungkinan buruk yang menimpa mereka berdua.

"Kak.."

Arzel menatap kakaknya dengan sedih, dia merasa tidak berguna dan mungkin sebagai penghambat bagi kakaknya.

"Tetapi hal itu bisa di cegah jika kalian memiliki satu keuntungan."

Kedua bersaudara Borgia itu saling menatap setelah mendengar perkataan Grisa.

The Forsythia and Gladiol (first) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang