Happy reading.
.
(Selesai di Revisi)
***
Ratu tersenyum dengan lembut. "Tidak perlu takut, gadis manis."
Mendengar Ratu memuji Liana, membuat pipinya bersemu merona.
'Ternyata aku salah paham.'
pyuhh~ Liana menghela nafasnya, ia merasa kepalanya masih tetap berada di sana.
"Terima kasih yang mulia."
Dan setelah menyapa Liana, Ratu menatap Vion. "Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Ratu, intonasi suaranya seperti menuntut jawaban dari Vion.
Vion tersentak mendengar pertanyaan ibunya, dengan sedikit ketakutan ia menceritakan kejadian yang dia alami tanpa kebohongan sedikitpun.
Ratu yang mendengar itu mengerutkan dahinya pertanda dia sedang menahan emosi.
Lain halnya dengan Nilo yang berada di belakang ratu, ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa dia sedang kesal.
"Mereka tidak pernah belajar dari kesalahan yang terakhir kali mereka perbuat! Berani-beraninya mereka berbuat lancang terhadap anda! Pangeran, biarkan saya yang mengurus mereka! Akan saya pastikan mereka mendapatkan hukuman yang setimpal dengan ketidaksopanan mereka!" Geram Nilo, tangannya mengepal erat, jelas sekali jika ia sangatlah marah.
Melihat hal itu membuat Liana menjadi takut, ia segera mencengkram erat ujung baju Vion.
'Menakutkan.'
Rith yang sepertinya menyadari ketakutan Liana langsung menyikut Nilo hingga ia meringis. "Jangan membuatnya ketakutan!!" Tegur Rith.
"Cih! Dia penakut sekali." Ucap Rachel tiba-tiba.
Rith berada disamping Rachel tentu mendengar bisikan kembarannya, dia melotot lebar ke arah Rachel guna memperingatinya. Tatapan Rith seolah-olah mengatakan sebaiknya kau diam saja.
Ratu tersenyum melihat mereka yang mengkhawatirkan putranya, ia merasa jika putranya masih ada yang melindungi. "Tenanglah, biarkan ibu yang mengurus mereka."
Setelah mengucapkan itu, ratu mendekat ke arah Liana lalu memegang tangannya yang terluka, ketika luka-luka itu disentuh ia merintih kesakitan.
"Namamu Liana bukan? Sebaiknya kamu membersihkan tubuhmu, lalu mengobati tanganmu, lihatlah tangan-tanganmu dipenuhi luka." Wajah Ratu berubah sedih ketika melihat telapak tangan Liana yang penuh luka. "Terima kasih karena sudah melindungi putraku." Ucap Ratu sembari tersenyum dengan tulus.
Sesaat Liana terpana melihat senyuman dari Ratu, mata yang sehitam arang menatap Liana dengan lembut dan penuh kasih sayang, membuat perasaan Liana menjadi lega.
Liana tersenyum, "tidak apa-apa yang mulia, pangeran juga menolong saya."
"Kamu sungguh anak yang baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forsythia and Gladiol (first) END
FantasyIni adalah cerita tentang seorang gadis kecil yang berpetualang dalam dimensi yang berbeda melalui sebuah pintu usang dengan simbol-simbol berbentuk abstrak yang sulit dipahami apalagi oleh gadis kecil itu. Tetapi herannya, mengapa gadis itu dapat m...