"Bagaimana perasaanmu Liana?" Tanya Seny yang duduk disampingnya.Saat ini mereka telah berada di dalam kereta kuda, setelah rancangan gaun untuk Liana selesai dan mereka yang telah mendapatkan gaun yang di ingankan. Mereka pun memutuskan untuk kembali ke istana.
Rith dan Grisa duduk berdampingan menghadap Liana dan Seny. Mereka terlihat menikmati suasana perjalanan pulang apalagi Liana dia tidak terusik sama sekali.
"Baik." Jawanya tanpa menoleh.
Setelahnya keheningan menyapa mereka yang sibuk dengan pikiran masing-masing.
'Luar biasa, dilihat berapa kali pun aku tidak bosan. Pemandangan dari Kerajaan forsythia tidak akan pernah aku lupakan.'
Swosshh—angin berhembus kencang melewati jendela menerpa wajah Liana, membuatnya berkedip bingung. 'Tadi itu apa yah? Kenapa aku merasa ada yang lewat berwarna hitam. Perasaan ini—'
Tangan Liana menyentuh dadanya yang berdegup kencang, 'terasa familiar.'
Hari yang telah ditunggu-tunggu pun tiba yaitu pesta penyambutan Liana.
Saat aula istana di buka sudah banyak para bangsawan berkumpul. Mereka berbincang satu sama lain, tujuan mereka bukan untuk menikmati pesta melainkan untuk dekat dengan anggota bangsawan yang memiliki kekuasaan kuat. Bisa dibilang mereka seorang penjilat.
Lupakan tentang suasana aula pesta, mari beralih ke bintang utamanya, Liana.
Dia masih bergelut manja dengan selimutnya seperti kepompong, tidak terusik sama sekali dengan kebisingan di luar. Dia cukup lelah akibat terlalu bersemangat sehingga dia tertidur saat sore tadi. Membuatnya lupa waktu jika pesta di gelar jam 06.00 malam.
"Permen, permen~" Liana mengigau sambil menjilat tangannya sendiri, mungkin dia mengira jika tangannya itu adalah permen.
Ceklek.
Pintu kamar Liana di buka selebar-lebarnya.
"Ayo masuk!"
Lalu masuklah beberapa orang barpakaian maid, mereka berbaris mengelilingi Liana yang sedang terlelap.
"Wah, wah, wah, ternyata bintang utama kita sedang tidur yah, Seny! Gaun yang dibuat tuan Arzel sudah datang kan?"
"Iya semuanya sudah di siapkan para pelayan, hanya tinggal menunggu Liana bangun."
"Hm, hm, begitu rupanya." Dia mengangguk-angguk tanda mengerti, lalu kemudian menepuk tangannya untuk meminta perhatian para pelayan yang berbaris.
"Kalian ditugaskan untuk membantu Liana bersiap, pastikan dia tampil cantik malam ini, tiga orang dari kalian bertugas untuk membantu Liana mandi, empat orang bantu dia memakai gaun dan menata rambutnya, sedangkan dua orang sisanya untuk menggiring Liana ke aula, kalian mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forsythia and Gladiol (first) END
FantasyIni adalah cerita tentang seorang gadis kecil yang berpetualang dalam dimensi yang berbeda melalui sebuah pintu usang dengan simbol-simbol berbentuk abstrak yang sulit dipahami apalagi oleh gadis kecil itu. Tetapi herannya, mengapa gadis itu dapat m...