26

108 9 0
                                    


"Mulai sekarang kalian tidak perlu lagi cemas tentang hujan, sebab Dewi kehidupan beserta Dewi harapan mengabulkan doa kita...kutukan itu telah hilang," kata Liana, setelah itu dia membatin.

Suara dari Liana memecah atensi semua orang, mereka yang tadinya marah berangsur-angsur meluluh.

"Maafkan kami, wahai gadis dalam ramalan." Semua orang membungkuk hormat di depan Liana.

"....."

Liana berkedip polos.

"Kami memang lancang karena berani meminta maaf setelah apa yang kami lakukan pada anda, kami barsalah akibat dibutakan oleh fllure's teasel. Yang mulia."

"Benar, semuanya terjadi tanpa kamu sadari."

Liana tersenyum, mantra yang tersembunyi dalam lirik lagunya telah berhasil mematahkan kutukan kerajaan, namun...

Wajah Liana menyendu, dia melirik sedikit ke arah Vion, setelah itu menoleh pada semua orang.

"Aku mengerti apa yang kalian rasakan, aku harap mulai saat ini kalian akan terus mendukung kerajaan Forsythia, termasuk menerima Vion sebagai putra mahkota."

Semua orang tersenyum, "kami bersumpah setia pada kerajaan, karena kerajaan adalah rumah kami. Dan kami akan melindungi dan mendukung para bangsawan yang telah menjaga kerajaan." Kali ini mereka bersujud hormat di hadapan Vion.

"HIDUP PUTRA MAHKOTA VION DE FORSYTHIA!!"

"HIDUP! HIDUP!"

"SEMOGA DEWI HARAPAN MELINDUNGI, DAN MEMBERKATI ANDA YANG MULIA!!"

"JAYALAH TANAH FORSYTHIA!"

Teriakan demi teriakan memenuhi aula, bahkan suaranya menggetarkan tiang-tiang. Terdengar keras.

"...."

Mata Vion bergetar, dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Seluruh rakyat menghormatinya, perasaan Vion meluap. Apa yang dia harapkan selama bertahun-tahun akhirnya terwujud.

'Ini seperti mimpi!'

Air matanya mengalir, dia benar-benar senang.

"TIDAK!! Aku tidak percaya! Aku yakin kalau dia memakai sihir hitam!" Teriak Mak, wajahnya memerah akibat emosi yang tertahan, perusak suasana.

Mak menunjuk Vion dan Liana dengan tatapan yang nyalang.

Liana yang tidak terima membalas tatapannya dengan garang.

"Mak! Cukup! Jaga sopan santunmu di depan simbol harapan!"

Para rakyat membela.

"Kalian jangan terperdaya olehnya!" Mak mendekat ke arah Liana kemudian menarik kerah dress Liana,
Membuat Liana meringis akibat tercekik.

"Ugh! Se..benarnya ap-a yang kau ingin..kan!?"

Liana berusaha melepas tangan Mak dari lehernya, namun nihil tenaganya lebih lemah dari Mak.

"Aku ingin membunuhmu!"

Tubuh Liana meremang mendengar bisikan Mak, dia merasa jika itu bukan Mak melainkan seseorang yang mengendalikan Mak.

"Akhhh!!"

Cekikannya mengencang.

Vion yang berada di belakang Liana berusaha menepis tangan Mak.

"Lepaskan Liana!"

"Diam kau brengsek!"

Duk!

The Forsythia and Gladiol (first) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang