Happy Reading.
.
(Selesai di Revisi)
Sepertinya Vion mulai meragukan keamanan Forsythia, dia berpikir bagaimana bisa seorang gadis yang baru berumur sepuluh tahun sudah bisa menerobos penjagaan ketat dari pengawal apalagi penjagaan pengawal putra mahkota.
'Jika Liana bisa, lalu bagaimana dengan para pembunuh bayaran yang sering tertangkap karena berniat melukaiku, wah~sepertinya mereka perlu belajar dari liana.'
Vion jadi melamun ketika memikirkan hal itu.
***
"Bagaimana caramu melakukan itu?"
Liana tersenyum lebar sebelum memulai penjelasan panjang lebarnya.
Sejenak ia menarik nafas panjang. "Begini-"
Dia pun menjelaskan semuanya dari awal hingga akhir.
"Begitu."
Mata Vion berbinar mendengar cerita dari Liana.
"Kamu hebat sekali! Bisa melewati itu semua dengan mudahnya."
Liana yang merasa dirinya dipuji tersipu malu. "Haha, biasa saja."
Vion tersenyum menatap Liana yang tertawa sendiri sambil mengepalkan tangannya. Dahi Vion berkerut ketika ia merasakan ketidaknyamanan terhadap wajahnya yang basah, beberapa percikan air menempel di sela-sela topengnya. "Ugh, sepertinya wajahku basah." Gumam Vion, sembari menyentuh wajahnya.
Liana menoleh dengan cepat. "Kenapa topengnya tidak dilepas?" Tanya Liana. Walau suara Vion terdengar pelan, Liana tetap dapat mendengarnya.
Vion terkejut lalu kemudian wajahnya berubah sedih. "aku tidak bisa membukanya, itu akan menyebabkan kutukanku tidak terkendali."
Liana berdiri, lalu ia berjalan ke depan Vion yang duduk di sisi ranjang. Mata Emerald nya menelisik wajah Vion dengan teliti.
Vion mengenakan topeng yang menutup separu wajahnya, di sisi kanan wajahnya lebih tertutup di banding sisi kiri, Liana tebak di sanalah kutukan itu. Ingin sekali Liana membuka topeng Vion dan melihat seperti apa bentuk kutukan yang sangat ditakuti oleh orang lain itu. Apakah sangat mengerikan? Pikir Liana.
Vion yang ditatap sedemikian rupa, merasa gugup. Ia mendongak menatap wajah Liana. Vion mengakui jika Liana memiliki wajah yang cantik dan manis, lalu hal yang paling Vion sukai dari Liana adalah matanya yang cerah itu, ketika ia menatap mata Liana ia merasa seperti sedang berada di padang rerumputan yang luas, di sertai oleh hembusan angin yang sejuk. Begitu tentram.
"Aku memang tidak tahu apa yang di maksud dengan kutukan itu tapi aku yakin kamu merasa berat dengan sesuatu yang tidak kamu inginkan."
Vion tersenyum kecut ketika mendengarnya. "Benar, seandainya aku bisa memilih mungkin aku tidak ingin lahir dengan keadaan seperti ini."
Melihat Vion yang sedih Liana menepuk kepala Vion disertai senyuman khas miliknya
"Tapi kamu harus bersyukur dengan hidup yang diberikan padamu, mungkin itu serasa tidak adil bagimu tapi lihatlah sisi positifnya maka kamu akan memahaminya. Misalnya seperti, kamu bertemu denganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forsythia and Gladiol (first) END
FantasyIni adalah cerita tentang seorang gadis kecil yang berpetualang dalam dimensi yang berbeda melalui sebuah pintu usang dengan simbol-simbol berbentuk abstrak yang sulit dipahami apalagi oleh gadis kecil itu. Tetapi herannya, mengapa gadis itu dapat m...