VandZ•chapter04

603 14 0
                                    

Haloo,gimana sama cover baru???

*
*

Semua orang memperhatikan gadis bercadar itu, entah perkataan baik atau buruk yang mereka desiskan tentang gadis ini. Sampai Zai juga, dia terkejut melihat Zea menggunakan cadar.

Zai menghampiri Zea, mereka jalan bersampingan. Sepertinya Zea takut untuk berbicara dengan Zai, kalau Zai tau ini bahaya.

" Ze, Are you okay? " Tanyanya.

" Okay, Zai. " Jawabnya cetus.

Zea enggan untuk menatap Zai, sepertinya Zai sangat ingin tau kondisi Zea kali ini. Tapi melihat Zea seperti ini membuat Zai mengurungkan niatnya, dia membiarkan Zea untuk tenang dulu selama kelas. Agar kejadian yang menimpanya tidak membebani pikiran Zea.

" Zai " panggil Zea, Zai langsung menoleh kepada Zea dan tersenyum. " Kenapa, Ze? "

" Sepulang kampus bisa antar aku? "

"Kemana, Ze? "

" Ke toko handphone, handphone aku jatuh dan rusak. Aku ingin membeli baru "

Zai mengangguk lalu tersenyum, " Okay, Ze. Nanti aku antar kamu, tenang aja. Untuk foto foto kita dari tahun ke tahun semuanya ada di aku, kamu ngga perlu sedih lagi "

Zea tersenyum di balik cadarnya, tapi Zai tahu kalau Zea tersenyum. Karena mata Zea ikut tersenyum bila bibirnya tersenyum.

***

" Waktu meeting dipercepat sedikit, bisa? "

Varo, pria itu meminta mempercepat waktu meeting. Entah kenapa, pikiran nya sekarang selalu tertuju pada Zea.

Erzan mengernyit, " Oh, kenapa, Pak? "

" Saya ada urusan mendadak nanti, bisa dipercepat atau tidak? " Tanyanya lagi.

" Bisa, Pak. 30 menit lagi meeting akan dimulai, saya permisi " Erzan pamit undur diri, setelah Erzan keluar dari ruangan. Varo menghela nafas lega, dirinya tersenyum sendiri.

" You are so beautiful, Ze " ucapnya, pikirannya selalu tertuju pada Zea. Tapi kalau dibilang cinta juga bukan, dia tidak mencintai Zea dan begitu pula dengan Zea. Zea hanya mencintai Zai dan Varo hanya mencintai Ayra.

Pintu tiba tiba terbuka, menampakan Ayra dengan pakaian terbaik nya. Varo melihatnya pun sampai berdehem, tapi kali ini dia tidak tertarik dengan Ayra. Perempuan itu membosankan, pikirnya.

" Halo, sayang " ucapnya lalu mencium pipi Varo, Varo sedikit menjauhkan dirinya dengan Ayra.

" Loh? Kamu mau kemana, sayang? " Ayra berdecak kesal karena Varo sudah membereskan berkas berkas yang ada di meja.

" Meeting, Ra. Beberapa menit lagi " jawabnya tak menoleh sama sekali pada perempuan itu.

Ayra, gadis itu mendekat kearah Varo. Lalu menggandeng tangan milik Varo, " Selesai meeting, kita pergi nonton ya? Ada film baru dan pastinya kamu suka " ucap gadis itu, senyumannya sangat lebar.

" Maaf, Ra. Selesai meeting aku ada urusan, kita nonton lain kali, ya? " Tolak Varo.

Seketika senyum dibibir gadis itu berubah, dia berekspektasi sangat tinggi sebelumnya. Dia mengeluarkan wajah marah nya, karena Varo telah menolaknya.

POSESSIVE MAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang