VandZ•chapter40

333 3 0
                                    

Halo everybody 😯
Sudah ada di chapter ke-40,nih.

Jangan lupa baca ceritaya yang lainnya, dan vote jugaaa.

"Zeannario Zhinsacila, why?"

*
*
*

"Kamu bisa aja, Kai."

Seorang pria dan wanita sedang ada di ruangan mereka dengan menggunakan pakaian dokter milik mereka masing masing, mereka telah selesai memeriksa pasien yang ke-10 siang ini.

Seorang pria tersenyum, "serius, kamu itu perempuan hebat. Dan aku juga baru pertama kali bertemu dengan perempuan kuat, pintar, cerdas dan cantik sekali seperti kamu,Ze."

Zeannario Zhinsacila, wanita yang bersama dengan seorang pria. "Kai, jangan berlebihan. Atau aku panggil kamu BangKai?"

"Eh, kok bangkai, si?" Balas pria itu tak terima.

Zea mengangguk, "nama kamu Kai, terus lebih tua dua tahun dari aku. Jadi, engga sopan kalau aku panggil kamu Kai aja."

"Namaku Khaizuran Al-Kareem, namaku Khai aja. Kalau merasa tidak sopan, panggil aku Kak Khai atau kak Zuran, Ze."

Zea menggeleng, "aku mau nya Bangkai, gimana, dong, bang?" Katanya.

Khai menghela napas, "terserah kamu saja, Ze. Gimana kalau aku panggil kamu Deze?"

"Apaan kamu kira aku DJ?" balas Za.

"Dek Zea, aku pendekan. Aku setuju kamu kamu panggil aku Bangkai lalu aku panggil kamu Deze, kalau engga yaudah jangan."

Zea mengangguk, "IYA-IYA! BANGKAI JELEK!"

"Kita baru kenal 3 hari, Ze. Kenapa kamu seberani ini kepadaku?" herannya.

Zea mengernyit, "memangnya kenapa? Masih mending kamu dapet sikapku yang seperti ini, memang kamu mau sikapku yang lain?"

"Sikap yang lain bagaimana?"

"Nanti aku kenali kamu ke batuku, deh."

Khai mengernyit, "Batu siapa? Kamu berteman dengan benda mati?"

"Kamu kenal Bara Azhari Adysta? Dokter hewan di klinik hewan Azhari, dia batu Baraku."

Khai membentuk mulut nya seperti huruf O, dia mengangguk paham. "Iya, aku kenal dokter berwajah datar tanpa ekspresi itu."

Zea terkekeh, "aslinya, mah, engga."

"Iya?" tanya Khai. "Heem."

Ceklek...

"Ze—"

Zea dan Khai menoleh, "eh, ke sini, Mas." Zea langsung sedikit menjauhkan diri nya dengan Khai.

Khai mengernyit, "dia siapa, Deze?" Bisik Khai.

Varo mengangguk, lalu dia menghampiri Zea yang duduk disana. "Hai, sayang." Ucap Varo.

Zea tersenyum, "Mas, kenalin ini Bang—maksudku Khai, dia dokter disini baru keterima 4 hari yang lalu. Dan Khai, ini Mas Varo, suamiku."

POSESSIVE MAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang