VandZ•chapter36

299 6 0
                                    

Happy reading all ❤️

*
*
*

"Bara, anakku..."

Bara menghampiri seorang pria paruh baya yang terbaring di brankar, dan Bara memegang erat tangan pria tersebut.

Bara mengangguk, "Bara di sini."

"Bara, maafkan papa, Nak. Papa jahat kepada kamu selama ini, papa benar benar menyesali perbuatan papa kepada kamu. Papa dan kamu sudah tidak berkomunikasi selama kurang lebih empat tahun, papa merindukan kamu."

"Walaupun papa tau, perlakukan papa kepada kamu sangat tidak wajar. Papa ingin meminta maaf kepada kamu, papa tau kamu membenci papa. Papa tau kamu tidak ingin memiliki ayah seperti papa, maaf karena papa tidak memberikan kamu kasih sayang."

"Bara, anakku. Papa sudah membuat sebuah klinik hewan di Jakarta untuk kamu, Nak. Klinik hewan Azhari, untuk kamu dari papa. Papa ingin meminta maaf sebelum papa meninggal, Nak."

Bara menggeleng, "tidak, Bara tidak benci papa. Bara sayang papa, terima kasih atas apa yang papa berikan kepada Bara. Bara sangat menghargai usaha papa itu, pah."

Adysta menangis, "setelah sekian lama kamu tidak pernah menyebut papa, akhirnya kamu menyebut itu, Nak. Klinik itu hadiah pertama untuk kamu dari papa, Nak."

"Terima kasih, Pah.."

Seseorang menghampiri Bara, dia memegang kedua tangan Bara. "Bara, anakku. Maafkan Mama, sayang. Mama tau perlakukan mama sangat tidak membuat kamu bahagia, bahkan selama kamu hidup bersama kami, kamu terus merasakan kekerasan yang kami beri."

"Mama bersyukur karena kamu bertemu dengan Zeannario dan keluarganya, mama sangat berterima kasih kepada mereka karena telah memberikan kasih sayang kepada kamu."

Bara mengangguk, "Bara maafkan Mama." Bara memeluk tubuh Ashanty dengan erat lalu dengan senang Ashanty membalas pelukannya.

"Alhamdulillah, Mas. Keluargaku sudah berkumpul dengan keadaan yang sangat berbeda, keadaan yang aku sangat harapkan." Ucap Ayra secara berisi lalu menyenderkan kepalanya di dada Shaka.

Shaka mengelus lembut rambut Ayra, "iya, sayang. Bara dan kamu adalah anak hebat."

***

Varo dan Zea sampai di rumah Zea dan Bara yang berada di Turki, Zea terus memeluk tubuh Varo selama mereka berjalan menuju rumah.

Tok..tok..tok..

Ting! Tong!

Varo mengernyit, "ini rumah kamu, untuk apa kamu mengetuknya?"

"Memang, tapi nenek ada di sini. Dia lebih suka di rumahku dari pada rumah kakek, karena disana mengingatkan nenek ke kakek." Jawabnya.

"Kakek ke mana?"

"Sudah meninggal dua tahun yang lalu, Mas. Nenek sendirian di sini, aku juga engga mau pulang ke Indonesia karena nenek. Tapi nenek paksa aku, nenek bisa di sini sendiri. Nenek minta aku untuk pulang dan bertemu dengan keluargaku, Mas." Balasnya.

Ceklek...

"Assalamu'alaikum, Nenek!" Zea langsung memeluk tubuh wanita tua yang membuka pintu itu, lalu nenek hanya memandang Zea dengan tatapan yang sangat bingung.

POSESSIVE MAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang