Selamat datang semuanya di chapter ke-18!!!
Gimana, nih? Sejauh ini udah bisa menebak ending dari cerita ini belum?Sejujurnya saya sudah menyelesaikan cerita ini, hanya tinggal publish saja.
Selamat membaca semuanya 💙🙏
*
*
*Bara mengangguk, "Ya, kamu."
"Bicaralah jujur dengan saya, Zeannario Zhinsacila. Kamu tidak bisa menyembunyikan semua masalah kamu kepada saya, kamu pikir saya bodoh?"
"Ingatlah, saya pernah mengatakan kepada kamu, right? Saya tau dan pernah mengalami kejadian seperti kamu. Saya tau rasanya dicambuk,dipukul, dan di siksa. Saya pernah merasakan semua itu, dan sekarang saya tanya kamu."
"Dengan luka kamu yang besar di bagian lengan kamu, dengan wajah kamu yang lebam seperti ini. Dan dengan mata kamu yang sembab seperti ini, kamu pikir saya tidak tau?"
Bara terkekeh, "Saya tau, kamu sekarang menggunakan make up lebih tebal dari sebelumnya. Karena apa? Ya, karena di wajah kamu ada luka yang serius, kan?"
"Ze, saya khawatir. Dan saya tidak bisa menahan rasa amarah saya, bagaimanapun ini termasuk kdrt. Dan Suami kamu itu harus masuk kedalam penjara, tolong, Ze. Kamu mau, ya? Saya akan bantu kamu terlepas dari keadaan ini."
Zea menggeleng, "Untuk sekarang belum, Bara. Jangan paksa saya untuk itu, saya bukan tidak mau. Tapi saya menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan semuanya."
"Menunggu? Menunggu sampai kamu jatuh cinta dengan suami kasar kamu itu? Kamu menyiksa diri kamu sendiri, Ze. Kenapa kamu harus bertahan dengan seseorang yang melukai diri kamu sendiri? Sadar, Ze."
"Ze, kamu sudah mencintai dia?" Tanya Bara.
Zea kembali menggeleng, "Saya akan baik baik saja, mungkin memang saya yang kurang mengerti Mas Varo."
"Kamu akan menyesal, Ze."
***
Bara pulang kerumahnya dengan membawa kucing yang dia temui tadi pagi, dia baru pulang dari dokter hewan. Kucing itu diberikan beberapa cairan oleh dokter.
Saat dia masuk ke dalam rumah, dia terkejut karena melihat Ayra serta kedua orangtuanya sedang berbicara di sofa mereka. Mengapa kedua orangtuanya pulang?
"Bara..."
Bara memalingkan wajahnya, dia merasa malas harus berhadapan dengan kedua orangtuanya. Dia mengingat apa yang mereka lakukan selama dia sekolah dulu, itu membuatnya semakin lebih pendiam.
Bara duduk di samping Ayra dengan wajahnya yang sangat datar lalu dia tertunduk. Dia tidak berani menatap kedua orangtuanya, tetapi kedua orangtuanya hanya tersenyum karena sudah lama mereka tidak melihat anak bungsunya.
"Bara,kamu sehat, nak?" Tanya Adysta.(ayah dari Ayra dan Bara).
Bara mengangguk, "Ya." jawabnya ketus.
Seseorang menghampiri Bara, lalu duduk disamping Bara. Hal itu membuat Bara semakin memalingkan wajahnya, "Bara..."
"Kakak kamu merawat kamu dengan baik, kan? Dia tetap memberikan kamu uang dan makan?" Tanya seorang perempuan yang mana itu adalah Ashanty, ibu dari Ayra dan Bara.
Ayra tersenyum, "Pasti dong, Mam. Bara ini adik Ayra, kewajiban Ayra." Sahut Ayra.
"Bagaimana kuliah kamu, Bara?" Tanya Adysta lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE MAN (END)
RomanceBagaimana perasaan kamu jika kamu di jodohkan dengan seseorang yang tidak kamu cintai? "Pernikahan akan menjadi indah jika kita menikah dengan seseorang yang kita cintai dan perjodohan akan menjadi indah jika kita dijodohkan dengan seseorang yang m...