VandZ•chapter27

374 6 0
                                    

Hai.

Jangan lupa vote,guys. Apresiasi kalian kepada saya,yaa.

Happy reading all ❤️

*
*
*

"Jangan merasa bangga karena kamu lulus dengan nilai terbaik."

Bara, pria itu tentunya mengernyitkan dahinya. Mengapa ibunya mengatakan hal seperti itu kepadanya?

"Kenapa begitu, Mah?Bara menjadi lulusan terbaik diangkatan nya." Balas Ayra.

"Dia cuma sempurna di pelajaran Biologi, Fisika, Kimia, Matematika dan bahasa inggris saja.Yang lainnya jauh dari kata sempurna, kamu lihat rapot Bara, pah"

Wanita itu menyerahkan rapot milik Bara kepada Suaminya,dan suaminya melihat itu.

"Sembilan puluh, sembilan lima, delapan lima, itu sangat jauh dari sempurna." Ucap ibunya.

Bara mengepal tangannya,dia menahannya amarahnya selama bertahun-tahun. Tapi sepertinya kali ini dia tidak bisa, sudah terlanjur tertekan dan sakit hati.

"Bara kurang apa lagi, mah?" tanya Bara.

"Kamu masih bertanya kamu kurang apa?! Kamu kurang segalanya, nilai kamu buruk!" jawab Ashanty dengan tega.

"Sia-sia aku membesarkan kamu, nyatanya kamu hanyalah anak laki laki tanpa ekspresi dan berhati batu. Nilai buruk, dan hanya bisa melawan omongan orangtua. Pantas saya selama ini tidak ada yang ingin berteman dengan kamu!"

"Jika itu benar, mengapa kalian membesarkan Bara? jangan membuat jika kalian tidak sanggup merawat anak kalian dengan baik!" balas Bara dengan seberani mungkin.

Plak!

Satu tamparan keras melayang ke pipi Bara,dan Bara sudah biasa menerima itu. "Kurang ajar, siapa yang mengajarkan kamu melawan ucapan orangtua, hah?!" marah Adysta.

"KAMI TIDAK BUTUH ANAK SEPERTI KAMU, HANYALAH BEBAN!" pekik Ashanty.

"Mah, pah..." Ucap Ayra tak sangka.

"Ayra, kamu anak kami satu satunya. Kamu jaga adikmu dengan baik, untuk biaya hidupnya akan kami kirimkan."

"Kamu urus perusahaan papa kamu disini, kamu dengan bibi jaga Bara. Atau buang saja jika dia tidak berguna di sini!" timpal Ashanty.

"Kami akan tinggal di Turki."

***

"Setelah itu, mereka bukan lagi kedua orangtua saya. Mereka bukan papa dan mama saya, kak Ayra satu satunya keluarga yang menyayangi saya. Tetapi sekarang dia bukan kakak saya yang saya kenal, Ze,"

Zea mengelus lembut pundak Bara, "maaf, saya engga sangka kalau hidup kamu sesulit ini. Kamu benar-benar laki-laki kuat, Bara.."

"Terima kasih, Ze. Kamu dan keluarga kamu adalah keluarga saya sesungguhnya, Terima kasih karena memberikan saya kehangatan keluarga."

POSESSIVE MAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang