VandZ•chapter32

431 7 0
                                    

Haloo Everyone.

Jangan lupa vote dan baca ceritaya yang lainnya juga,yaaa. Semangat ini mendekati ending,bisa tebak ending nya?

Happy reading all 🥀❤️

*
*
*

"Varo, what are you doing here?"

Varo bangun dari duduknya, pria itu sudah puluhan menit berada di teras rumah Zhinsacila. Varo menyalami tangan mereka, lalu Zhin mengernyit dengan keberadaan nya.

"Assalamu'alaikum, Mah, Pah."

"Waalaikumussalam," jawab mereka.

Sacila panik, "untuk apa kamu kemari, Varo?"

"Varo ingin bertemu dengan istri Varo, Mah, pah. Sudah enam tahun lamanya Varo menahan rindu, sekarang Varo ingin bertemu." Jawabnya.

Zhin menggeleng, "tapi kamu tau sekarang Zeze seperti apa, Varo?"

"Kenapa,Pah?"

"Zeze trauma, dia takut jika bertemu dengan kamu. Dia belum siap bertemu dengan kamu, setiap kali berbicara tentang kamu pun dia selalu menutup kedua telinganya." Jawab Zhin.

Sacila menepuk pundak Varo, "Mama tidak melarang kamu untuk bertemu dengan Zeze, tetapi kondisi Zeze tidak meyakinkan."

"Kamu mau terima apapun yang terjadi jika Zeze bertemu dengan kamu hari ini?" tanya Sacila.

Varo mengangguk antusias, "Varo engga peduli, Varo merindukan istri Varo."

"Zeze dengan Bara belum pulang, mereka masih bertemu dengan temannya." Sahut Zhin.

Varo mengernyit, "Bara adik Ayra, sebenarnya dia siapa nya Zeze? Varo dengar dia memanggil Mama dengan sebutan Mahapa dia suami baru Zeze?"


Sacila terkekeh, "kami anggap Bara seperti anak kami sendiri, dan kakak Zeze. Ayra dan Shaka, kan sudah menikah juga jadi hubungan Zeze Dan Bara semakin dekat."

***

"Alhamdulillah, biarkan Zeze dengan Ayra dan mama dulu, Bara." Ucap Shaka.

Bara menggeleng, "Bara khawatir, Bang."

"Tenang, kamu bersama kami saja. Biarkan Ayra dan mama bicara dengan Zeze." Sahut Zhin.

Bara mengangguk ragu, "iya,pah."

Dikamar, Zea sedang diberikan minum oleh Ayra. Tangan Zea masih tampak gemetar, napasnya juga menggebu. Sepertinya memang dia tidak ingin dengan Varo lagi.

"Zeze," panggil Sacila seraya mengelus lembut pipi anak bungsunya itu.

Zea menggeleng, "Zeze engga mau, mah. Zeze takut sama dia, Zeze takut."

"Ssttt, tenang, sayang. Varo sudah pulang dari sini, dia sudah pergi." Kata Sacila.

Ayra mengangguk, "tenanglah, Ze. Varo sudah pergi, dia kembali ke rumahnya."

POSESSIVE MAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang