VandZ•chapter07

558 12 0
                                    

Double update,dehh.

Selamat datang di chapter ke-07, semoga kalian semakin suka dengan cerita ini ya. Gimana nih chapter kemarin? Enak? Eh, seru ngga?

Follow vote and komen, guys. Ngga bayar kok, oke?

Happy reading all ❤️

*
*

" Hai, sayang. Sudah 3 hari kita ngga bertemu, bagaimana kerja kamu di Bali? "

Shit, Saat Varo akan mencari Zea. Dia mengatakan kepada Ayra bahwa dia akan bekerja di Bali bersama Ayahnya, agar dia tidak curiga.

Varo berdehem, " Lancar, kenapa? "

" Aku kangen, kita ke tempat kita, ya? "

" Ngga ada penolakan! " Ucap Ayra lagi, karena Varo akan menjawab tidak tadi.

Varo mengangguk pasrah, dan mengikuti mau kekasihnya itu. Mereka naik ke mobil dan menuju tempat biasa mereka, tempat sepi dan hanya mereka disana.

Seperti rumah di awal awal sebelum masuknya hutan, dan pastinya sepi disana. Varo sendiri yang membangun rumah itu, dia meminta Erzan untuk membantu nya memanggil beberapa pekerja juga untuk membuat rumah itu.

Mereka memasang suasana rumah itu seperti old, agar tidak ada yang berani masuk kesana. Karena itu memang khusus untuk mereka, tidak ada orang yang boleh masuk sekalipun itu kedua orangtua mereka masing masing.

Setelah memakan waktu beberapa menit, akhirnya mereka sampai ditempat itu. Ayra bersemangat untuk masuk kesana, dia sangat rapat dengan Varo.

" Wahh, akhirnya kesini lagi " Ucap Ayra, kini mereka sudah sampai didalam. Terlihat semuanya masih rapih, tidak ada yang kotor ataupun berubah penempatan barangnya.

Varo mendudukkan dirinya dikursi, lalu mengecek handphone nya. Khawatir Erzan menghubungi dirinya, sekarang pekerjaan Erzan bertambah. Selain CFO dan sopir pribadi Varo, Erzan juga mata mata Zea. Jika waktu kosong, Erzan mengikuti kemana Zea.

" Sayang, aku disini.Apakah Handphone itu lebih menarik, ya? " Decak Ayra.

Varo menggeleng, " Erzan, ada perkembangan baru. Dia baru kirim pesan " Varo menghampiri Ayra dan memeluk tubuh Ayra, Ayra melingkarkan tangannya di leher Varo.

" Aku harus percaya itu? " Tanya Ayra, Varo mengangguk. Lalu Varo mengecup bibir Ayra dengan lembut, Ayra tak membalas. Gadis, eh. Wanita itu melepaskan kecupan itu.

" Kenapa, Ra? " Tanya Varo.

Ayra menggeleng, " Kamu ngga main kasar dan rakus, aku ngga suka. " Jawabnya.

Varo tersenyum, " Yakin mau aku kasar, Ra? Aku bisa buat luka di seluruh tubuh kamu dengan tali pinggang milik aku. " Ucapnya.

" Ngga, lah! Apaan sih, Varo! Bukan kasar begitu, seperti yang biasa kita lakukan. "

Varo terkekeh, " Kalau mau juga boleh, Aku lepaskan tali pinggangku sekarang, mau? "

" Ngga! Kalau itu dengan perempuan murahan itu saja, kelembutan kamu hanya untuk aku. "

Zea, ya. Perempuan itu, kenapa Varo riba tiba ingat dengan dirinya? Apalagi mengingat hal semalam yang mereka lakukan. Membuat Varo tersenyum setiap saat, sampai gigi nya kering.

Ayra mengernyit, " kok senyum? Kenapa? Kamu pukulin dia? " Tanyanya.

" Ngga, Ra. Ayo, Kiss until satisfied. "

" Ngga akan puas, Varo. "

***

" Bagaimana? Luka di badan kamu sudah membaik, kan? Aku lihat wajah kamu juga sudah seperti biasa lagi. "

POSESSIVE MAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang