VandZ•chapter19

369 6 0
                                    

Halo everybody,body,body,body.
Selamat datang di chapter 19!!!

Jangan lupa vote, ya,guys.

Happy reading all ❤️

*
*
*

"Kenapa?"

Bara,pria itu menggeleng. Terlihat sekali dari raut wajahnya, bahwa dia sangat sedih. Sekarang dia dan Zea sedang berada di warung nasi uduk Bu Ning, seperti biasa.

Zea menggeleng, "Bara, jujur. Kemarin juga kamu menangis, kan?"

"Kedua orangtua saya ada di rumah, mereka pulang ke Indonesia." Ucap Bara.

Zea mengernyit, "Bagus, lah?"

Bara mendongak, lalu dia menggeleng dan melahap kembali makanannya. "So bad."

"Bara, bagaimanapun mereka orangtua kamu. Mereka sayang sama kamu, mereka hanya ingin melihat anaknya. Dan kamu seharusnya senang jika mereka masih mengingat kamu, jangan membenci mereka."

Bara mendongak, "Mereka membuang saya, Saya diberikan begitu saja kepada kakak dan bibi saya. Sedangkan mereka berdua enak di Turki, bagaimana perasaan saya?"

"Mereka memaksa saya, memaksa saya untuk menjadi anak pintar. Mereka memaksa saya untuk mendapatkan nilai sempurna sejak saya kecil,saya tertekan. Saya lelah selalu diatur, ini seperti bukan hidup saya."

"Dan kamu tau? Setelah saya lulus dari kampus, saya akan dikirimkan ke Turki.Saya bagaikan barang, dikirim dan di buang sesuka hati setelah dipergunakan."

Zea menggeleng, dia mengelus lembut lengan Bara yang terhalang oleh jaket pria itu. Mata pria itu sudah panas, dia akan menangis.

"Maaf,Bara..."

"Saya bukan barang, Ze.Saya manusia biasa yang memiliki perasaan, saya bukan barang yang membuat kesalahan dipukul dan disiksa. Saya bukan barang, dikirim dan di buang kapanpun yang mereka mau. Saya capek, Ze..."

Zea mengangguk, "Saya paham, Bara. Jangan menangis disini,ayo kita ke kampus. Kamu ke toilet dan menangis sepuasnya."

"Saya lebih puas jika menangis dihadapan kamu, saya laki laki lemah." Balasnya.

"Engga,Bara. Kamu laki laki kuat,kamu jangan seperti ini. Ayo, hapus air mata kamu." Ucap Zea,seraya menepuk-nepuk pundak Bara.

Bara mengangguk, "Maaf, Ze.Saya tidak pernah seperti ini kepada siapapun, maaf saya mencurahkan isi hati saya. Dan, maaf saya menangis di depan kamu."

"Engga, apa-apa. Saya senang jika kamu mencurahkan isi hati kamu, dan saya akan menjadi pendengar yang baik."

***

"Happy anniversary, sayang."

Varo,pria itu menoleh ke ambang pintu. Disana terdapat seorang wanita cantik dengan membawa kue dan sebuket bunga, wanita itu menghampiri Varo dan menyimpan kue tersebut dihadapan Varo. Lebih tepatnya dimeja Varo.

"Happy anniversary ke tiga tahun, sayang. Aku engga sangka hubungan kita bisa sejauh ini, tanpa gangguan dari siapapun."

Varo mengangguk, "Terimakasih,Ra. Maaf,aku sibuk. Aku belum beli hadiah untuk kamu, sepulang ini aku belikan kamu apapun yang kamu mau. Aku janji, Ra."

POSESSIVE MAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang