VandZ•chapter17

398 6 0
                                    

Selamat datang di chapter 17!!!
Greget, ngga?

Happy reading all ❤️ jangan lupa vote dan follow akun saya, ya.🗡️🗡️🗡️🗡️

*
*
*

"Bara,kakak mau bicara sama kamu. Tunggu kakak di meja makan, kita bicara."

Bara mengangguk saja, dan pria itu segera menunju tempat makan. Disana sudah disediakan oleh asisten mereka sepiring makanan, tanpa lama lama Bara memakan itu.

Ayra, wanita itu duduk dihadapan Bara. Dia melihat wajah Bara yang sangat datar, wajahnya sangat berbeda ketika bersama Zea. Pikirnya, jika selain bersama Zea pasti akan datar seperti ini.

"Bara, kamu suka sama Zeannario?"

Bara mendongak, "Kenapa?"

"Kamu tau, kan? Zeannario memiliki suami, dan kakak akan mendukung kamu bersama Zeannario. Kamu ambil dia dari kekasih kakak, kamu dan Zea bisa memulai hidup baru sedangkan kakak dan kekasih kakak bisa menikah."

"Varo sangat keras kepala, dia tidak akan bisa menceraikan Zeannario. Kakak butuh kamu, kamu ambil Zeannario dari Varo.Dengan begitu, Varo bisa menalaknya.Setuju, Adikku?"

Bara menatap kembali makanannya, dia sama sekali tak menjawab ucapan Ayra. Dia tetap lanjutkan makanannya hingga habis, setelah habis dia kembali menatap Ayra.

Bara menggeleng, "Tugas Saya menjaga dia, bukan mengambil dia dari suaminya."

Ayra mengernyit, "Bara, Kakak ini kakak kamu. Seharusnya kamu bersikap seperti ini kepada orang lain, bukan kepada kakak kamu sendiri. Tampan saja tapi hati sangat keras."

"Dan apa? Menjaga Zeannario?atas perintah siapa, Bara? Kamu bisa lebih dari menjaga. Kamu bisa memiliki Zeannario, dan ambil dia."

"Dari Zai, dia teman Saya."jawabnya datar.

Ayra terkekeh, "Kakak ngga peduli, Bara Azhari Adysta. Yang kakak ingin kamu ambil Zeannario dari kekasih kakak, hanya itu."

Bara tidak peduli, dia pergi ke luar rumahnya. Meninggalkan Ayra disana, karena benar benar mengesalkan. Ayra, wanita itu terus memaksa Bara untuk mengambil Zea.

***

"Pak Varo, non Zea kemana, ya?"

Varo menoleh, "Ada di kamar, siapkan makanan untuk dia. Hari ini dia tidak pergi ke kampus, tolong jaga dia. Jangan masukan pria manapun kerumah ini, seperti yang kamu lakukan bulan yang lalu."

"Kalau kamu sampai melakukan itu, saya tidak segan segan untuk memecat kamu." Lanjut Varo, lalu pria itu pergi begitu saja. Emi bernapas lega, tenyata Varo mengetahui itu?

Dengan cepat Emi ke atas untuk melihat kondisi Zea, saat membuka pintu, Emi melihat Zea sedang bersiap siap untuk pergi ke kampus. Wanita itu membawa tas yang berisi laptop lalu memakai pakaian yang sangat tertutup, mungkin untuk menutupi lukanya.

"Non, Pak Varo bilang jangan pergi ke kampus. Zea istirahat aja, ya?" Ucap Emi.

Zea menggeleng, "Harus pergi,Mi. Ini benar benar tidak bisa di tinggalkan, penting."

POSESSIVE MAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang