VandZ•chapter34

396 3 0
                                    

Hai.

Jangan lupa vote,baca ceritaya yang lainnya juga. Tahun ini saya buat banyak cerita, semoga kalian baca juga.

Happy reading all ❤️

*
*
*

"Ze, kenapa kita ke pemakaman?"

Zea menggeleng, lalu dia terus menarik tangan Varo untuk ikut dengan nya. Sampailah dia di suatu makam, dia berhenti.

Zea menoleh ke Varo, "kamu bilang kamu mau bertemu dengan Zai? Silakan."

"Ze..."

"Kenapa, Mas?"

Varo berjongkok, dia melihat papan nisan yang bertuliskan nama Zaindra dan tanggal dia wafat di sana. Tentunya membuat Varo terkejut, Zai sudah lama wafat mengapa dia baru mengetahuinya sekarang?

Varo menoleh ke arah Zea, "sudah enam tahun yang lalu, kenapa aku baru tau?"

"Aku kira ada seseorang yang kasih tau kamu, Mas. Dulu aku juga dengar dari telfon, Zianna adalah adik Zaindra. Dia telfon aku saat itu dan memberitahu bahwa Zai kecelakaan pesawat saat dia akan pulang ke Indonesia, aku menangis saat itu. Dan ternyata kamu pulang dari Bali, kamu engga mau aku menangis karena Zai. Dan saat itu aku engga pernah lihat kamu lagi, Mas."

"Papa atau mama engga ada yang kasih tau kamu, kalau Zai sudah meninggal?" tanyanya.

Varo menggeleng, "tidak ada, Ze. Aku baru tau sekarang ini, aku engga tau."

"Zaindra, ini saya, Varolerio Garendra, yang dulu menyuruh kamu untuk pergi ke Jepang. Maafkan segala kesalahan saya, saya akan memperbaiki diri saya. Saya akan membahagiakan perempuan yang sangat kamu cintai, saya tidak akan berbuat kasar lagi."

Zea tersenyum mendengar itu, dia menepuk-nepuk pundak Varo. "Zai pasti akan memaafkan kamu, Mas."

"Iya, Ze. Dia laki-laki baik, tidak salah jika kamu sangat mencintai nya saat itu." Balasnya.

Zea menggeleng lagi, "aku sangat mencintai kamu sekarang, Mas. Aku rasa aku sudah mencintai kamu setelah aku pisah dari kamu, aku kangen Mas Varo."

"I Miss you to, Zeannario Zhinsacila."

Zea dan Varo berpelukan, mereka terasa sangat nyaman satu sama lain. "Ze, kamu ingin ke pantai malam ini?"

"Pantai? Mau!"

Varo mengangguk, "baik, istriku."

"Kamu suka pantai, Mas?"

"Mau aku ceritakan,Ze?" Tawarnya.

Zea mengangguk antusias, "boleh, dong!"

"Saat itu kamu pergi dari hidupku, aku berpikir bahwa aku tidak akan bertemu dengan kamu lagi. Aku iseng ke pantai yang sering kamu datangi dengan Zai dan Bara, ternyata sangat nyaman. Apalagi ketika melihat bintang di langit yang sangat indah, aku merasa aku semakin dekat dengan kamu."

Zea tersenyum, dia menoleh ke arah makam Zaindra disana. "Zai, Mas Varo masuk ke geng kita. Mas Varo suka langit dan pantai!"

"Geng?"

POSESSIVE MAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang