3.sebuah tragedi

30.8K 1.8K 31
                                    

Sesampainya di rumah, Tania pun langsung masuk ke dalam tanpa mengucap salam.
Inilah kebiasaan buruk Tania, padahal Bunda dan Papanya selalu mengingatkan, sampai-sampai membuat tulisan khusus yang di pajang di pintu yang bertuliskan harap salam sebelum memasuki rumah. tapi mata Tania seolah-olah buta seketika.

"YUHUU Bunda, Papa Nia gemoyy pulang," teriak Tania di ambang pintu.

"Salamnya mana Ni?" jawab Papa.

"Eheheh lupa assalamualaikum Bun,pa."

"Waalaikumsalam."

"Ehmm Nia kesini dulu bunda mau tanya." Panggil Bunda ketika Tania ingin menaiki anak tangga.

"Iya kenapa Bun?"

"Kamu buat ulah apalagi hari ini?"

Papa yang sedang berada di ruangan itu pun heran, karena bunda dira belum memberitahu apa-apa.

"Nia ngga buat ulah apa-apa ko Bun."

"Nggak mungkin, tadi guru kamu baru nelpon bunda, katanya hari ini kamu di hukum lagi."

"Nia jujur ke bunda sama papa, kamu ngapain lagi?" tanya papa dengan wajah yang mulai serius.

"Nia cuma tidur di kelas aja kok," jawab Tania dengan enteng.

Bunda dan papa tidak habis pikir lagi dengan putri semata wayangnya itu. bisa-bisanya santai sekali mengatakan itu, padahal harga diri mereka sudah jatuh karena ulahnya.

"Astaghfirullah, cuma kamu bilang Nia, ngapain kamu tidur di kelas sih, di rumah aja tidurnya udah kayak kebo,"marah Bunda sambil geleng-geleng kepala.

Papa yang melihat perdebatan istri dan anaknya itupun segera melerai, karena jika sudah seperti ini tidak akan ada yang mengalah.

"Nia kesini nak," panggil Papa pada putrinya.

Tania yang mendengar panggilan papanya itu pun langsung menghampiri dengan wajah tertunduk karena takut di marahi.

"Nia sayang. papa sudah berkali-kali bilang sama kamu, adab itu lebih tinggi daripada ilmu, orang yang berilmu belum tentu memiliki adab yang baik kepada orang lain, tapi orang yang beradab sudah pasti berilmu, karena dia tau bagaimana cara menghormati orang," jelas papa menasehati putrinya.

"Maafin Nia pa Nia salah," ucap Tania dengan wajah yang masih terduduk.

Inilah sifat Tania yang agak waras,
Jika dia membuat kesalahan langsung mengakui dan langsung meminta maaf tanpa memandang lebih tua atau muda.

"Papa pasti maafin nak, tapi usahakan jangan di ulangi ya, jaga adab kepada siapa saja entah dengan orang yang lebih tua atau muda."

"Iya pa, Nia ngerti."

"Eh tapi tetep ada hukuman dari papa," tambah papa dengan senyum jahilnya.

"Hafalkan surah Al Kahfi, papa beri waktu seminggu."

Ya, Papanya selalu memberikan Tania hukuman berupa hafalan jika ia membuat kesalahan. karena sangking seringnya Tania membuat ulah sampai-sampai tidak sadar bahwa hafalanya sudah 2 juz. di tambah lagi surah-surah pilihan seperti Maryam, Yasin, Ar Rohman, Al waqiah. dan Minggu kemarin Tania baru saja menyetorkan hafalan surah Yusuf.
Untuk murojaahnya, Papanya mengatur waktu sehabis subuh, ashar, dan isya' agar hafalannya tidak hilang.

"Ihh papa hafalan terus, Ram otak Nia cuma 1gb udah gak kuat buat nampung lagi," protesnya.

"Yaudah papa tambahin surah Al Baqarah,"

"Ih iya-iya Nia hafalin." dengan wajah pasrah Tania pun mengiyakannya.

Bunda yang menyaksikan itu hanya tersenyum karena hukuman yang di berikan papa, selain bisa membuat Tania kapok juga bisa membuat hidup Tania lebih dekat dengan Al Qur'an. karena di akhirat kelak Al Qur'an bisa memberi syafaat, apalagi bagi orang yang mau menghafalnya.

TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang