54. Barakallahu fii umrik ya Zawjati

21.3K 1K 34
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Andai saja takdir itu bisa di buat sendiri, maka akan ku buat takdirku terus bersama dengan perempuanku tanpa ada kata perpisahan, dan ingin sekali rasanya saya di panggil secara bersamaan dengannya menuju keabadian."

_Imam Airuz Bilfaqhi_

"Aku lebih takut kematian lelakiku datang lebih dulu daripada kematianku sendiri, karena dia itu duniaku, jika dia tidak ada, maka separuh duniaku akan gelap, dan ingin sekali rasanya ku pulang lebih dulu agar tidak merasakan hidup tanpanya."

_Tania Shaqueenna Azzahra_

hari ini hari jum'at, bertepatan umur Tania akan menginjak sembilan belas tahun. Tak pernah menyangka sebelumnya, jika di umurnya yang masih terbilang belia sudah di berikan amanah rumah tangga.

Pagi ini Tania telah selesai memasak sarapan. Ya, Semenjak kejadian gagal saat membuat sayur asem dulu, Tania semakin bertekad untuk belajar memasak lagi dengan di ajari oleh Gus imam, umma, serta Fiza.

Sekarang gadis itu sudah duduk di meja makan dan tinggal menunggu Gus imam keluar. Dan sekian menit, akhirnya terdengar langkah kaki dan itu Gus imam.

"Shobakhul khair, suami aku," sapa Tania. Namun tak ada respon apa-apa dari laki-laki itu.

Tania pun di buat heran dengan sikap Gus imam pagi ini yang tumben sekali tidak romantis.

"A'a kenapa?"

"Tidak apa-apa."

Dan langsung Gus imam mengambil nasi dan memakan sarapannya. Saat menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, sebuah senyuman ia tahan, sebab kali ini masakan Tania mulai enak, bahkan nyaris sempurna.

"A', kok diem aja sih, marah sama aku, ya?"

"Makan dulu, Tania, bicaranya nanti saja."

Dan lagi-lagi Tania di buat tak percaya mendengar suaminya memanggilnya dengan nama, sebab hampir selama pernikahan tak pernah sekalipun Gus imam langsung memanggil namanya.

"Aku nggak nafsu makan, orang A'a aja nyuekin aku gini."

Gus imam melirik Tania sekilas, rasanya benar-benar tak tega jika mendiami istrinya seperti ini, apalagi kondisinya sedang hamil muda.

"Ayo makan, ingat kamu sedang mengandung anak kita."

Namun Tania tak melakukannya, malah gadis itu sekarang menunduk dengan wajah yang sedih.

"A' aku mau ke kamar dulu, lupa Charger hp soalnya."

Dan belum sempat Gus imam menghentikan, Tania sudah lebih dulu beranjak. Sungguh, Gus imam tidak sanggup jika harus bersikap seperti ini pada istrinya.

"Sayang, maafin A'a ya, bikin kamu sedih."

👻👻👻

Saat ini, Gus imam tengah berada di teras ndalem bersama Gus Hafiz setelah berpamitan kepada Tania tadi. Sementara di dalam, sudah berkumpul Fiza dan yang lainnya untuk merencanakan kejutan ulang tahun Tania. Sementara Umma dan Abah pergi sebentar.

"Bang, gimana, lo bisa kan nyuekin Tania dulu?" Tanya Gus Hafiz. Sebab sebenarnya ini suruhan mereka semua untuk meminta Gus imam bersikap dingin dulu pada Tania, karena ingin memberikan kejutan.

TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang