Tiga hari sudah berlalu dengan cepat menurut perasaan kedua pasangan suami istri yang baru saja selesai menikmati bulan madu mereka. Hari ini tepatlah keduanya akan kembali ke tanah air seteleh selesai umroh dua minggu,
dan di lanjut liburan di instanbul Turki selama tiga hari.Namun sedari selesai sholat subuh, Tania terus bolak-balik ke watafel untuk memuntahkan isi perutnya, badannya juga begitu lemas, bahkan wajahnya begitu pucat.
"Sayang, yakin mau pulang hari ini? A'a khawatir lo sama kamu, nunggu kamu agak sehat dulu aja ya."
Tania yang masih berbaring di kasur pun hanya menjawab seadanya, sebab kepalanya begitu pusing sekarang.
"Aku nggak apa-apa kok, mungkin cuma masuk angin biasa."
Gus imam beranjak mendekati Tania dan mengelus keningnya lembut.
"Kita periksa yuk, sayang, wajah kamu pucet banget lo," ajak Gus imam karena khawatir.
Tania menggeleng. "Nggak usah, mending kita ke bandara aja, aku udah mendingan kok."
Gus imam pun akhirnya menuruti kemauan Tania. Setelah itu Tania mencoba bangun dan beranjak dari kasur untuk siap-siap ke bandara. Sebab semalam baju-baju mereka sudah di masukkan ke dalam koper dan sekarang tinggal membawanya.
Saat baru saja melangkah, Tania seperti oleng sambil memegangi kelapanya. Sedangkan Gus imam yang melihat itu pun dengan sigap langsung menahan tubuh Tania.
"sayang...kita ke rumah sakit sekarang ya, A'a nggak tega lihat kamu gini."
Tania tak menjawabi. Lalu beberapa detik setelah itu, sepertinya ia hilang kesadaran dan jatuh pingsan.
Bruk.
Tubuh Tania terbaring di lantai. karena tidak ada aba-aba, Gus imam pun kewalahan dan langsung panik seketika saat melihat sang istri pingsan.
"Astaghfirullah...sayang." Panik Gus imam dan langsung menggedong tubuh Tania. Lalu secepatnya memesan taksi online untuk membawa sang istri ke rumah sakit.
👻👻👻
Saat ini ini, Gus imam tengah berada di salah satu rumah sakit di Turki seteleh Tania pingsan tadi. Sekarang lelaki itu tengah berdzkikir di depan pintu ruangan yang di dalamnya terdapat sang istri yang sedang di periksa.
Setelah puluhan menit terlewati, dari dalam ruangan itu, seorang dokter perempuan akhirnya keluar menandakan jika Tania sudah selesai di periksa.
"Maaf, apa anda keluarganya?" Tanya dokter wanita itu. Namun Gus imam heran mengapa bisa dokter wanita itu berbicara berbahasa Indonesia.
"Tidak perlu bingung seperti itu, saya asli Indonesia, hanya saja beberapa tahun ini saya memilih praktek di Turki. Dan saya melihat dari wajah anda sepertinya orang Indonesia juga."
Gus imam paham sekarang, ternyata Allah masih memudahkannya di negeri orang di saat yang seperti ini.
"Iya, Dok. Saya suaminya."
"Bagaimana keadaan istri saya? Apa dia baik-baik saja? Lalu sebenarnya apa yang menyebabkan dia sampai pingsan?"
Pertanyaaan berturut keluar dari mulut lelaki itu karena khawatir. Bahkan daritadi Gus imam duduk saja tidak bisa.
"Tenang, Mas. Lebih baik anda ikuti saya, nanti akan saya jelaskan."
Lalu Gus imam memilih menuruti dan mengikuti dokter wanita itu berjalan. Hingga sampai pada satu ruangan. Dan ia di persilahkan duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]
AlteleMengisahkan seorang gadis bar bar dan pecicilan yang jatuh cinta dengan seorang anak kyai yang kelakuannya sangat bertolak belakang denganya. Tapi setiap hari gadis ini hanya mendapatkan penolakan, hingga akhirnya sadar dan memilih untuk mengejar ci...