Pagi ini adalah hari pertama para santri masuk sekolah kembali setelah liburan semester satu selesai. Namun sekarang berbeda dengan Tania yang sudah menyandang status sebagai seorang istri dan juga masih seorang santri.
Dari kamar, sepasang kekasih halal itu sedang bersiap-siap untuk melakukan aktivitas masing-masing. Dengan Tania yang sudah memakai baju putih abu-abu nya, juga Gus imam yang sudah memakai baju mengajarnya.
"Sayang, mau A'a anterin?"
"Nggak usah, A', aku bareng sama Fiza aja." Tania menjawabi seraya memasukkan buku-buku ke dalam tasnya.
Gus imam yang sudah selesai agak mendekat ke Tania ingin mengatakan sesuatu.
"Sayang, ini uang jajan buat kamu." Gus imam memberikan uang berwarna biru pada istrinya, namun Tania ragu untuk menerimanya.
"A', nggak usah, uangku masih ada kok," tolaknya merasa tak enak.
Gus imam tersenyum gemas melihat istrinya itu. "Itu uang kamu sendiri, sekarang kamu istri A'a, dan A'a kerja juga buat kamu, ambil ya buat jajan." paksa Gus imam dan Tania pun menerimanya dengan agak ragu.
"Segini cukup?"
"Cukup kok A', lebih malahan."
Gus imam mengelus kepala Tania lembut dan sesekali mengecup keningnya.
"Sayang, nanti kalo ada yang godan kamu bilang sama A'a ya, inget, kamu cuma milik A'a seorang," ujar Gus imam seperti anak kecil.
Tania tertawa ringan. "Iyaaa, siapp A'a zyenkkk."
Gus imam tak percaya dengan apa yang di dengar barusan.
"Kamu bilang apa, sayang? coba ulangi A'a gak denger soalnya."
Tania sadar jika barusan keceplosan. Jika sudah seperti ini maka suaminya akan susah melepaskannya.
"Enggak apa-apa kok, A', typo tadi mulut aku," balasnya cengengesan dan membuat Gus imam cemberut.
Tania sudah memakai tasnya dan akan turun ke bawah membantu umma. Dan tiba-tiba saja teringat sesuatu yang belum ia beritahu pada Gus imam.
"A', aku boleh nggak bawa anak aku tinggal sama-sama?"
Gus imam sontak menatap Tania datar setelah mendengar itu. Apa maksudnya.
"Sayang.... Kamu punya anak dari siapa hiks, kamu jahat, sayang... kamu tega banget bawa anak dari laki-laki lain tinggal sama kita," Isak Gus imam sambil berkaca-kaca. Dan Tania kebingungan dengan suaminya yang tiba-tiba berubah kepribadian ini.
"Piye toh, A', maksud a-
Belum selesai Tania menggenapkan kalimatnya, Gus imam sudah keluar lebih dulu meninggalkannya dengan masih menangis dan juga kaki yang di hentak-hentakan.
"Loh, konsepnya gimana sih? rada-rada nih laki gue."
Karena merasa bersalah, Tania pun mengejar Gus imam sampai dapur, dan melihat umma, Abah, Gus Hafiz, juga Fiza yang sudah berkumpul untuk sarapan. Dan Gus imam langsung duduk begitu saja sambil menangis.
Semua orang pun saling tatap sebab bingung melihat Gus imam yang datang dengan menangis sesenggukan. Tania yang baru datang langsung duduk di sebelahnya untuk menjelaskan.
"A', dengerin dulu ih, bukan itu maksudku."
"Kamu jahat hiks."
"Ini kenapa toh? Tania, suamimu kenapa nangis?" Tanya Umma heran.
Tania mengambil napas dan berbicara. "Anu, sek kenek, tadi itu Nia bilang ke A'a kalo mau bawa ajak angkat Nia, maksud Nia itu kucing peliharaan Nia namanya Sobirin Munawaroh itu lo, kan semenjak Nia pergi dari pesantren belum pernah ketemu lagi, jadi Nia mau ajak tinggal di ndalem gitu, terus A'a salah paham, di kira Nia punya sugar Daddy lain, jadi A'a langsung nangis deh," jelas Tania panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]
DiversosMengisahkan seorang gadis bar bar dan pecicilan yang jatuh cinta dengan seorang anak kyai yang kelakuannya sangat bertolak belakang denganya. Tapi setiap hari gadis ini hanya mendapatkan penolakan, hingga akhirnya sadar dan memilih untuk mengejar ci...