Maaf ya di part sebelumnya aku gantung
heheJangan lupa vote sama komen guys terimakasih
Happy reading 🥰
Umma, dan Gus imam melongo tak percaya pada gadis yang ada didepan mereka, bukan hanya mereka, tapi Tania juga tak kalah terkejut dengan apa yang ia lihat, apa ini artinya mereka adalah pemilik pesantren yang akan ia tempati?
"Eh, lo kan om-om yang ngasih gue sorban waktu itu, ya gue masih inget."
"Dan ibu juga orang yang waktu itu saya tolong dari copet, kan?"
Semua orang yang ada di ndalem heran dan memandang satu sama lain karena perkataan Tania, bahkan Bunda menyenggol lengan putrinya karena menganggap Tania tidak sopan.
"Sebentar-sebentar, ini ada apa sebenarnya? apa kalian sudah saling kenal?" tanya pak kyai untuk mendapat jawaban dari kebingungan mereka semua.
Akhirnya umma angkat bicara dan mengatakan apa yang sudah terjadi.
"Begini, dia adalah gadis yang menolong saya waktu saya hampir kecopetan dulu," jelas umma dan membuat kedua orang tua Tania terkejut karena sebelumnya Tania tidak memberi tahu mereka.
Gus imam yang berada di samping Umma juga sama terkejutnya, ternyata dia adalah gadis yang sama yang pernah ia berikan sorban beberapa hari lalu.
"Dia juga gadis yang sama yang pernah saya temui dulu, saat saya ingin menjemput umma di supermarket, saya melihat dia memakai kerudung yang kotor, lalu saya memberikan sorban saya untuk mengganti kerudungnya," tambah Gus imam.
Suasana menjadi hening karena mereka semua masih mencerna perkataan Umma dan Gus imam, pak kyai yang sudah tau arah pembicaraan pun langsung memecahkan keheningan di ruangan itu.
"Jadi maksud umma anaknya pak Faris itu adalah gadis yang pernah umma ceritakan dulu saat umma hampir kecopetan?" pak Kyai bertanya kepada Umma untuk memastikan.
"Iya Bah, dia orangnya umma masih sangat ingat."
Pak kyai beralih menatap Gus imam untuk menanyakan kepada putranya juga.
"Lee, apa anaknya pak Faris itu juga gadis yang sama juga yang kamu ceritakan dulu?"
Gus imam mengangguk sambil melirik sedikit Tania yang masih kebingungan.
"Na'am Abah, dia juga orangnya."
Mereka semua mulai paham setelah mendengar penjelasan Umma dan Gus imam. Dan Tania juga sangat-sangat tidak menyangka jik takdirnya akan membawanya bertemu dengan mereka lagi.
"Ni, berarti sorban yang kamu pake waktu itu dari Gus imam? kenapa kamu nggak pernah kasih tau kita?" tanya Bunda.
"Hehehe lupa Bun, yang penting sekarang kan bukan cuma Bunda yang tau,
tapi banyak orang juga yang tau," jawabnya cengengesan.Mereka terkekeh mendengar jawaban Tania, begitu juga dengan Gus imam yang diam-diam tersenyum tapi masih menunduk. ia merasa Tania itu gadis yang lucu.
"Wahh takdir memang benar-benar tidak bisa di duga ya, kalo begitu saya mengucapkan terimakasih pada kamu nak karena sudah menolong istri saya," kata pak kyai sambil terkekeh.
Tania hanya mengangguk dan tersenyum.
"Jadi karena semuanya sudah jelas, apa boleh kita tau nama kalian?" Tanya Umma.
Tania, Nana, dan Nafisah langsung memperkenalkan dirinya masing-masing.
"Nama saya Nafisah aramoana biasa di panggil Nafis, usia 18 tahun pindahan dari SMA lentera bangsa."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]
DiversosMengisahkan seorang gadis bar bar dan pecicilan yang jatuh cinta dengan seorang anak kyai yang kelakuannya sangat bertolak belakang denganya. Tapi setiap hari gadis ini hanya mendapatkan penolakan, hingga akhirnya sadar dan memilih untuk mengejar ci...