"DOKTER!" teriak Zaki tatkala sampai rumah sakit dengan nafas tak beraturan.
Dari kejauhan, beberapa perawat serta dokter langsung datang dengan membawa dua brankar untuk segera menolong dua orang yang keadaannya sudah sangat tak berdaya.
"Saya tidak mau tau, adik saya harus selamat!"
"Kami akan berusaha, Mas." Tanpa berlama-lama lagi, Tania dan Gus imam segera di tangani untuk menyelamatkan keduanya, dengan Zaki dan yang lainnya mengekori dari belakang.
Setelah beberapa perawat dan Dokter itu masuk ke sebuah ruangan, Zaki dan yang lainnya terpaksa harus menunggu di luar.
"Zak, tenang Zak, ini bukan waktunya nangis, kita terus berdoa aja buat keselamatan mereka." Arav menenangkan.
Di sana, Fikri baru saja mendapatkan kabar tenang Neha dan Ning Jihan dari Irfan dan Ervin. Memang mereka berdua tidak ikut ke rumah sakit, namun mengurus Neha dan Ning Jihan di kantor polisi.
"Kata Irfan, Ning Jihan meninggal dunia terkena tembakan waktu berusaha melarikan diri tadi, sedangkan Neha sudah berhasil di amankan." Fikri memberitahu.
Mereka semua merasa puas. "Zak, mending lo kabarin orang tua lo sama Imam dulu aja, lo harus tenang di depan mereka," suruh Raka.
Dan tak lama, pintu ruangan terbuka kembali, menampakkan dokter tadi yang sudah selesai melihat kondisi mereka berdua.
Sontak mereka semua langsung bangun dari duduknya.
"Dok, gimana keadaan mereka, Dok?" Tanya Zaki begitu panik.
"Keadaan mereka koma, untuk perempuannya tadi harus segera melahirkan sekarang dengan cara caesar agar tidak membahayakan ibu dan calon anaknya, sedangkan yang laki-laki juga harus di operasi karena luka tusukannya agak dalam," jelas Dokter itu.
"Tapi bukannya HPL nya adik saya masih lama, Dok?"
"Ini darurat, Mas, pendarahan tadi di ikuti oleh pecahnya air ketuban, jadi terpaksa harus di keluarkan sekarang."
"Lakukan yang terbaik untuk mereka."
"Kami pasti akan berusaha, baik kalo begitu saya akan panggilan Dokter Henny untuk segera melakukan operasi dan mengambil tindakan untuk korban laki-lakinya juga." Kemudian Dokter itu berlalu.
Setelah kepergian dokter itu, Zaki langsung menghubungi kedua orang tuanya serta Umma dan Abah.
👻👻👻
Di kantor polisi, Neha tengah memohon pada seorang polisi untuk mengizinkannya menemui sahabatnya yang saat ini sedang berjuang di rumah sakit.
"Pak, saya mohon, izinkan saya ketemu sama sahabat saya untuk yang terakhir kalinya," mohon Neha, di sana juga masih ada Irfan dan Ervin.
"Tidak bisa! Kenapa kamu baru menyesal, kamu sendiri yang mau membunuh teman kamu, kan," tegas polisi itu.
Di momen itu, datanglah dua paruh baya yang merupakan Umi Latifa dan Abi Amir, selaku orang tua Neha. Begitu mereka datang, sebuah tangan kekar mendarat mulus di pipi Neha.
PLAK. PLAK. PLAK.
"Anak memalukan! Seharusnya Umi kamu tidak melahirkan kamu di dunia." Abi Amir dengan wajah merah padam langsung melabrak putrinya.
Neha tersungkur hingga terjatuh di lantai usai mendapat tamparan itu.
"umi malu Neha, umi malu, kenapa kamu bisa jadi pembunuh seperti ini hah? Dimana pikiran kamu? Tania itu sudah umi anggap seperti akan kandung sendiri, tapi hanya karena cinta kamu menjadi gila."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]
De TodoMengisahkan seorang gadis bar bar dan pecicilan yang jatuh cinta dengan seorang anak kyai yang kelakuannya sangat bertolak belakang denganya. Tapi setiap hari gadis ini hanya mendapatkan penolakan, hingga akhirnya sadar dan memilih untuk mengejar ci...