17.mengakui

21.5K 1.3K 19
                                    

Alhamdulillah bisa up lagi nih

Jangan lupa vote dan komen terimakasih

Happy reading 🥰


"Seburuk itukah diri gue sampai memaafkan orang aja gue nggak bisa?"

Tania shaqueenna azzahra.


Dari kamar, Tania dkk sedang bersiap-siap untuk berangkat ke MA, mereka terus menanyakan keadaan Tania karena khawatir dengan sahabat mereka itu.

"Tan kamu yakin mau masuk? emang udah nggak apa-apa ya?" Tanya Nisa.

"Aduh Nis lo udah tujuh belas kali lo nanya itu," kesal Tania.

"Heh juminten, artinya kita ini peduli sama lo goblok," ucap Nafisah.

"Bes dengerin ya, gue cuma habis sakit kok bukan habis mati suri, jadi udahlah gue nggak apa-apa."

"Yaudah yuk mending langsung berangkat aja." Defita beranjak berdiri namun tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

Tok Tok Tok.

"Siapa ya, yang datang pagi-pagi gini?" tanya Nana heran.

"Bentar ya gue lihat dulu." lanjutnya.

Nana berjalan untuk membuka pintu dan ternyata Wulan yang datang.

"Assalamualaikum temen-temen."

"Waalaikumsalam, eh lo Lan, tumben ke sini pagi-pagi kenapa?"

Wulan masih diam, dari dalam terdengar suara Nafisah yang bertanya.

"Siapa Na yang Dateng?"

Mereka ber empat akhirnya melihat karena ingin berangkat juga.

"Eh Wulan ada apa? ada barang kamu yang ketinggalan ya?" tanya Defita.

"Enggak temen-temen, aku cuma pengen berangkat bareng kalian, soalnya belum tentu aku masih bisa di sini."

Mereka semua Teheran-heran dengan maksud ucapan Wulan.

"Maksud lo apa sih Lan? lo masih akan tetep hidup kan?" tanya Tania asal.

"Heh lo kalo mau ngomong bisa nggak sih di saring dulu," tegur Nafisah.

"Nanti kalian juga tau kok, ayok sekarang mending berangkat."

Mereka memilih melupakan ucapan Wulan dan berangkat bersama ke MA.

Saat mereka berjalan, Dari kejauhan, terlihat seperti Fiza sedang mencari seseorang.

"Eh itu Fiza bukan sih?" tanya Nana.

"Iya woy. gue panggil aja ya, FIZA KE SINI BES," Tania berteriak dan loncat-loncat sambil melambaikan tangan untuk memanggil Fiza.

"Allahuakbar." mereka semua mengelus dada.

Fiza yang merasa namanya di panggil segera datang kepada mereka.

" Akhirnya aku nemuin kalian juga."

"Kenapa kamu nyariin kita Za?" tanya Defita.

"Nggak apa-apa sih, cuma pengen mampir dulu sebelum berangkat sekolah, sama iya aku mau nyampein pesan Abah katanya nanti Tania, Wulan sama Naysilla di suruh ke ndalem pas istirahat."

Wulan sedikit terkejut, tapi ia sudah menerima apapun yang akan terjadi karena bagaimanapun ia harus bertanggung jawab.

"Hah gue mau di apain ya?"

TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang