Setelah mengetahui kebenaran yang selama ini di cari-cari, Zaki segera pulang ke rumahnya setelah melaksanakan sholat subuh berjamaah di pesantren.Sesampainya di rumah, Zaki langsung memanggil kedua orang tuanya untuk mengatakan kebenaran yang sudah terungkap.
"UMI, ABI!" panggil Zaki dengan berteriak.
Tak lama, dua paruh baya yang bernotabe sebagai orang tuanya pun datang menghampiri putra semata wayang mereka.
"Kenapa toh Zak? pagi-pagi kok teriak-teriak?" heran ayah Zaki bersama Abi syatir.
Zaki mengatur nafasnya dulu lalu berbicara.
"Zaki udah ketemu mereka."
"Maksud kamu apa toh Zak?" Tanya umi yang belum paham maksud putranya.
Rasanya Zaki tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata, karena terlalu bahagia dengan fakta ini.
"Zaki udah ketemu sama orang yang selama ini kita cari-cari, yaitu Tania dan kedua orang tuanya yang bernama Nadira shannum azzahra dan Muhammad Faris ar-rayyan."
Seketika umi dan Abi kaku, jujur mereka sangat bahagia namun juga takut.
"Alhamdulillahirobbilalamin ya Allah, akhirnya Allah pertemukan kembali," ucap syukur Abi sambil terharu.
Zaki menatap dalam orang tuanya karena takut ia akan kembali bersama yang seharusnya bersamanya.
"Jadi bener Zak, gadis waktu itu adalah gadis yang bernama Tania yang kamu ceritakan dulu?" Tanya umi memastikan.
Zaki membalas dengan anggukan dan senyuman.
"Umi pernah ketemu?" Tanya Abi.
"Iya Bi, waktu milad pesantren dulu umi ketemu sama Tania, dan umi juga menduga itu adalah orangnya."
"Zak, kamu nggak akan ninggalin kami kan?" lirih umi dengan suara pelan.
Air mata Zaki mengalir seketika mendengar ucapan uminya, sungguh ia sangat menyayangi umi Alma dan Abi syatir.
"Nggak akan umi, Zaki anak kalian dan selamanya akan menjadi anak kalian, dan jika Zaki sudah bertemu mereka, Zaki nggak akan mengurangi kasih sayang kepada kalian."
"Besok kita akan kesana, Zaki udah tau alamat mereka."
Umi langsung memeluk putranya dan mengelus punggungnya dengan halus.
👻👻👻
Di tempat lain,Tania yang baru saja selesai murojaah berniat ingin langsung kembali ke asrama menyusul teman-temannya, ia sengaja ingin tinggal dulu di masjid karena sedang liburan jadi tidak ada kajian, jadi ia bisa leluasa menikmati murojaahnya tanpa di kejar waktu.
"Udah laper aja gue, mending gue ajak besti gue ke supermarket aja kali ya?"
Tania beranjak keluar masjid dan berjalan menuju asrama sendirian dalam keadaan sepi, karena hampir para santri sudah pulang kecuali santri pengabdian dan abdi ndalem. juga pengajar yang rumahnya cukup jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]
RandomMengisahkan seorang gadis bar bar dan pecicilan yang jatuh cinta dengan seorang anak kyai yang kelakuannya sangat bertolak belakang denganya. Tapi setiap hari gadis ini hanya mendapatkan penolakan, hingga akhirnya sadar dan memilih untuk mengejar ci...