Ada yang nunggu Gus imam luluh nggak nih
Sabar ya perjalanan masih sangat panjang ikuti terus ceritaku
Happy reading 🥰
Dua hari kemudian...
Pagi ini akan di adakan acara milad pesantren Nurul Mustofa yang ke 30, para penduduk pesantren juga para tamu undangan sudah banyak yang merapat, karena sebentar lagi acara akan di mulai.
Sementara itu, Tania sekarang masih membongkar lemarinya untuk memilih gamis yang akan di kenakan, sebenarnya ia sangat terpaksa menerima perintah berpidato, bahkan kemarin Tania matian-matian membujuk Ustadzah Mita agar dirinya digantikan oleh santri lain, namun Ustdzah Mita mengancam untuk membuang kucing yang sudah ia angkat sebagai anak.
"Arghh...ini gue pake yang mana." frustasi Tania yang terus membongkar isi lemarinya namun belum ada gamis yang sesuai.
"Belum kelar Tan, milih bajunya?"
Tania menoleh dan ternyata teman-temannya datang, ada Fiza juga yang izin dari sekolah untuk mengikuti acara milad pesantren.
"Belum, gue masih bingung ini, kalo bisa gue pake kain kafan aja biar simpel."
"Sekalian gue hubungi malaikat Izrail aja biar langsung di bawa," sahut Nafisah.
"Kurang ajar!"
Mereka tertawa melihat Tania yang ke kebingungan sendiri dengan kondisi rambut acak-acakan dan masih memakai baju tidurnya.
Fiza mendekat kepada Tania dan memberikan sebuah paper bag.
"Nih Tan, pake ini aja, kata umma kemarin Abang yang beliin buat kamu."
Fiza menyerahkan paper bag di tangannya, lalu dengan agak ragu Tania menerimanya, karena kata Fiza ini dari Gus imam, sedangkan saat ini Tania berusaha menghindari lelaki itu.
"Dari Abang lo? ngapain repot-repot beliin buat gue?"
"Udah tinggal pake aja apa susahnya sih,
daripada kita pakein karung." sahut Nana yang kesal sendiri.Tania mendengus kesal, sekarang ia terpaksa memakai barang pemberian Gus imam, padahal ia berusaha untuk tidak peduli dengan laki-laki itu.
"Yaudah deh iya, makasih Za, gue ganti baju dulu kalian duluan aja sana."
👻👻👻
Setelah ada drama perbajuan, kini Tania sudah ikut berkumpul dengan memakai abaya yang di berikan Fiza, namun Tania mencar sendiri karena ingin berlatih dulu dengan membawa dua lembar kertas yang berisi naskah pidato.
Tania sudah berjuang mati-matian menghafalnya bersama para Ustadzah yang ikut membantunya, namun tetap saja rasanya ingin pingsan sekarang, karena ini adalah pertama kali dalam hidup ia melakukan ini.
"Sumpah ini bab nya beneran nyindir gue fix," gerutu Tania kesal.
Ustadzah Aira selaku MC pun membuka acara dengan di iringi tepukan tangan dari para penonton.
"Acara pertama adalah sambutan yang akan di sampaikan oleh pemilik pesantren, yang tak lain adalah Bapak kyai Mustofa, tafadhol."
Setelah Ustadzah Aira mengatakan itu, kyai Mustofa naik ke atas panggung dan menyampaikan sambutan, juga menyampaikan sedikit wejangan.
"Acara selanjutnya yaitu penampilan dari grup hadroh santri putra, dan di lanjut santri putri yang akan menampilkan sebuah sholawat, tafadhol waktu dan tempat di persilahkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]
De TodoMengisahkan seorang gadis bar bar dan pecicilan yang jatuh cinta dengan seorang anak kyai yang kelakuannya sangat bertolak belakang denganya. Tapi setiap hari gadis ini hanya mendapatkan penolakan, hingga akhirnya sadar dan memilih untuk mengejar ci...