46.hanya kamu

25.6K 1.6K 113
                                    

"Sebanyak apapun perempuan di luar sana yang menyukai saya, namun jika di hati saya sudah penuh dengan cinta pada perempuan saya mereka akan kalah."

_Imam Airuz Bilfaqhi_

Pukul tiga pagi, Gus imam mengerjap-ngerjapkan matanya untuk bersujud pada sang khalik di sepertiga malam, laki-laki itu diam beberapa detik, lalu menatap perempuannya yang masih terpejam dengan posisi masih memeluknya.

Lalu mendekat ke telinga Tania untuk membangunkannya untuk bisa tahajud bersama.

"Cintanya imam, ayo bangun, tahajud dulu yuk, nanti tidur di pangkuan A'a lagi."

"Zawjati...bangun, sayang."

Tania mendengar samar-samar suara Gus imam. Dan perlahan membuka matanya pelan-pelan. Namun kali ini ia merasakan sesuatu yang tidak nyaman.

"Kok kayak ngompol ya."

Tania bangun dari tidurnya dan melihat posisi belakangnya, dan ternyata ada noda merah menempel pada celana Piyama dan spreinya, dan sontak Tania membulatkan matanya dan gugup seketika.

"AAA, OMG HELOOWWW."

Gus imam seketika tergelonjak kaget mendengar teriakan maut dari istrinya itu. Saat ingin mengintip di belakang, dengan cepat Tania menghalangi.

"A', jangan."

"Kamu kenapa, sayang? kok aneh gini?"

Gus imam masih mencoba mengintip, namun Tania malah semakin menutupi.

"Bukan apa-apa, tadi aku mimpi kejebur di peceren." Bohong Tania dengan wajah gugup.

Gus imam tak percaya. Dan tau bahwa Tania sedang berbohong.

"Dosa berbohong sama suami, coba A'a lihat."

Gus imam dengan paksa mengintip di belakang Tania. Dan melihat ternyata ada semacam darah yang menempel pada sprei putihnya.

"Kamu haid, sayang?"

Tania mengangguk kecil. Sebab begitu malu sekarang, mengapa bisa ia berada di kondisi yang sangat memaluka seperti ini.

"Ya Allah, A'a kira kenapa, yaudah kamu ganti baju aja, biar spreinya A'a ganti, terus A'a cuci sekalian kalo nanti sudah pulang."

Tania menjadi begitu tercengang. "A', jangan, masa A'a nyuci darah bekasku, apa nanti kata malaikat."

Gus imam tertawa kecil. "Memang kamu bisa hm? mencuci sprei berat lo, sayang."

Tania terdiam. Memang benar kata Gus imam. Mencuci bajunya sendiri saja ia sudah uring-uringan.

"Ya tapi nggak gitu juga, A'."

"Nurut sama suami, dan A'a nggak masalah mencuci darah bekas kamu,
karena kamu istri A'a dan A'a sama sekali nggak jijik."

Tania akhirnya hanya pasrah. Lalu ia beranjak ke kamar mandi untuk mengganti bajunya, dan Gus imam juga mengganti sprei, lalu meletakkan sprei yang kotor di ranjang untuk di cuci nanti.

TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang