"Gue nggak bisa ngelarang orang yang gue cintai dekat dengan siapapun, soalnya peran gue cuma mencintai, bukan memiliki."
Tania shaqueenna azzahra.
Dari asrama,Tania kelimpungan sendiri karena jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, pasalnya dirinya berniat tidur sebentar setelah ngaji subuh. karena kemarin merasa kepalanya pusing, namun sialnya teman-temannya tidak membangunkannya. bahkan mereka pasti sudah berangkat.
"Sialan kampret, gue kan niatnya pengen bangun jam enam, kenapa malah jadi setengah sembilan," gerutu Tania dengan gelalapan untuk siap-siap ke MA.
"nggak usah mandi lah, nanti nggak keburu lagian udah cantik juga."
Tania langsung mengambil tas dan memasang kaos kakinya, namun sebelum berangkat ia memberi Sobi makan dulu, buru-buru ia mengambil sebuah makanan kucing dan susu cair untuk Sobi.
"Sob, makan sendiri ya umi udah telat."
Tania langsung membuka pintu dan berlari sekencang mungkin sampai kerudungnya tak teratur bentuknya lagi, dan sesampainya di depan kelas, dengan sangat takut Tania mengucap salam.
"Assalamualaikum Ustadzah, maaf saya telat."
Seketika satu kelas langsung menatap ke arahnya, sementara Ustadzah Mita sudah menatap tajam lalu berdiri ke arahnya.
"Waalaikumsalam. Tania, lagi-lagi kamu telat yaa, mau kamu apa sebenarnya, sudah berbagai hukuman saya beri ke kamu tapi kenapa nggak kapok-kapok."
Tania menghela nafas. "Ustadzah juga sih,
kenapa hukum saya terus, saya aja bosen, memang ustadzah nggak bosen apa ya hukum saya terus," bantah Tania."Ya karena kamu kerjanya buat masalah terus, kamu pikir saya nggak bosen menghukum kamu."
"Sudah, sekarang kamu bersihkan kamar mandi dan WC di MA ini," lanjut ustadzah Mita. dan mendengarnya Tania membulatkan matanya .
"Kalo bantah saya tambah keliling lapangan sepuluh kali."
Tania mendengus malas, sekarang ia tidak bisa protes lagi atau Ustadzah Mita akan seperti rentenir yang akan melipat-lipatkan hukumanya.
Tania pun pergi meninggalkan Ustadzah Mita dan menjalankan hukumannya.
Sekarang, Tania sudah berada di kamar mandi dan mulai menyikat satu per satu lalu menyiramnya.
"Kayaknya udah takdir gue deh jadi OB kayak gini, nggak di sekolah lama nggak di sini, tempat gue di kamar mandi mulu," keluh Tania.
Gus imam yang tengah berjalan melewati sekitar sana mendengar seperti ada suara gemericik air, dan ia berniat ingin mengeceknya.
"Suara apa itu?" Gus imam berhenti sejenak lalu datang ke sumber suara.
Saat ia mengintip, ternyata di dalam kamar mandi ada Tania, si gadis kematian yang sedang berjuang membersihkan kamar mandi, ia paham pasti Tania sedang hukum lagi.
Saat Tania ingin keluar, ia terkejut dengan kehadiran Gus imam yang tidak tau dari Kapan berada di situ. hampir saja mereka bertabrakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]
RandomMengisahkan seorang gadis bar bar dan pecicilan yang jatuh cinta dengan seorang anak kyai yang kelakuannya sangat bertolak belakang denganya. Tapi setiap hari gadis ini hanya mendapatkan penolakan, hingga akhirnya sadar dan memilih untuk mengejar ci...