Pagi ini, Gus imam berniat menemani Tania chek up kandungan serta USG, sebab perut Tania semakin hari semakin buncit, dan bentukan tubuh gadis itu semakin lucu dengan postur badan yang pendek dengan membawa perutnya yang buncit.
"A'a, kok aku gendutan, ya?" Tanya Tania sambil menatap cermin di depannya.
Gus imam menoleh. "Kata siapa? Enggak kok, cuma agak berisi aja," jawab Gus imam. Namun malah membuat Tania emosi.
"SAMA AJA! NANTI KALO AKU UDAH NGGAK SEKSOY LAGI A'A PASTI BAKAL JAJAN DI LUAR, KAN?"
Helaan nafas terdengar dari mulut laki-laki itu. Sepertinya Gus imam harus beradaptasi dengan mood ibu hamil.
"Astaghfirullah, sayang, kenapa ngomong gitu hm? Kamu tambah lucu gini, dan mana mungkin A'a jajan di luar, sedangkan kamu saja sudah lebih dari cukup."
"Halah, udahlah, A'a yang salah." Tania membuka lemari, dan mengambil kerudung yang sesuai dengan warna bajunya.
"Ayo berangkat!" Ajak Tania. Tapi alih-alih beranjak, Gus imam justru malah memandang wajah Tania yang masih cemberut.
"Masih kesel?"
"Gak," jawabnya ketus.
Gus imam membawa tubuh Tania lebih dekat dengannya dan menatapnya begitu lekat tanpa berkedip. Dan Tania yang di perlakukan seperti ini pun tak bisa menahan senyumannya.
"A'a, lepasin, ayo berangkat nanti keburu siang."
"Cium dulu," pinta Gus imam.
"Ih, ogah!" Ternyata Tania masih kesal, meskipun dalam hatinya sudah ingin jingkrak-jingkrak.
Karena melihat istrinya masih merajuk, Gus imam pun mencubit pipi Tania dan menguyel-nguyelnya.
"Cintanya imam...jangan marah dong," rayu Gus imam. Dan tiba-tiba menyanyikan sebuah lagu.
"Yang...Alololololo sayang..."
"Ting ting tang ting tang ting sayang..."
"Aku rindu sikap manjamu yang dahulu..."
"Sayang...Alololololo sayang..."
"Simpanlah dulu rajukmu..."
Tania yang mendengar Gus imam menyanyikan lagu itu pun semakin tak bisa menahan senyumannya lagi, perempuan itu menunduk dan menduselkan kepalanya di dada Gus imam.
"A', tambah lemes aku." rengek Tania.
Gus imam tertawa melihat Tania yang salah tingkah dan pipinya sudah berwarna merah.
"Lucu banget ya Allah istri saya, Yaudah yuk, sayang, kita berangkat, tapi pamitan sama umma Abah.
Keduanya berdiri, lalu Tania mengambil tas dulu. Setelah itu menuju ke ndalem untuk berpamitan.
Saat sudah di ndalem, mereka berdua masuk dan tak lupa mengucap salam dulu.
"Assalamualaikum," ucap Tania dan Gus imam.
"Waalaikumsalam," balas serempak yang ada di dalam. Umma yang melihat anak dan menantunya pun langsung menghampiri.
"Eh, ada mantu cantiknya umma, ayo sarapan dulu, umma udah masak banyak tuh." Sambut umma begitu antusias.
"Nggak usah, umma, Nia udah sarapan sama A'a kok," balas Tania dengan lembut. "Kita mau izin buat chek up kandungan."
Fiza yang ada disana dan mendengar langsung menyahut. "Wah, semoga ponakan gemoy Fiza sehat ya, kita semua nggak sabar nungguin bibit unggul Abang lahir." Fiza dengan begitu gembira mengelus perut buncit Tania.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]
RandomMengisahkan seorang gadis bar bar dan pecicilan yang jatuh cinta dengan seorang anak kyai yang kelakuannya sangat bertolak belakang denganya. Tapi setiap hari gadis ini hanya mendapatkan penolakan, hingga akhirnya sadar dan memilih untuk mengejar ci...