22.niat yang salah

21.2K 1.3K 12
                                    

"Ternyata ini cara Allah buat nyadarin gue biar nggak terjebak cinta lebih dalam lagi."

—Tania Shaqueenna Azzahra—

"Allah cemburu dengan niatmu yang hanya kamu tujukan untuk hamba Nya saja, Karena itu Allah menegurmu lewat usahamu sendiri."

—Imam Airuz Bilfaqhi—

Pagi ini, Gus imam akan melakukan rapat di kantor dengan para pengajar dan pengurus untuk mendiskusikan milad pesantren yang akan di gelar dua hari lagi.

Di kantor, saat ini terdapat Ustadz Hasbi, ustadz Malik, Zaki, Ustadz Ridwan, Ustadzah Safa, Ustadzah Mita, dan ustadzah Zahra.

"Assalamualaikum warahmatullah, Afwan semuanya, saya telat." Gus imam baru saja datang untuk bergabung, karena ia baru selesai mengajar jam pertama dan rapat saat ini di lakukan saat jam istirahat.

"Waalaikumsalam," jawab serempak mereka yang ada di dalam.

"Silahkan bergabung, Gus." Ustadz Hasbi mempersilahkan Gus imam duduk.

Gus imam duduk di kursi samping Zaki dan memulai rapatnya.

"Baik, langsung saja kita mulai rapatnya, pertama-tama saya ingin bertanya, bagaimana persiapan tim Hadroh dan dekorasinya?"

Ustadzah Zahra mengangkat tangannya untuk menjawab.

"Izin Gus, tim Hadroh sudah berlatih satu Minggu sebelumnya, dan seksi kebersihan juga sudah mencari panggung, konsep, dan juga dekorasi yang akan di pasang nanti."

"Alhamdulillah, lalu yang menjadi MC nya? dan apa kalian sudah memilih para santri untuk tampil?"

Kali ini Ustdzah Mita yang yang menjawab.

"Sudah Gus, kami sudah memilih Ustadzah Aira sebagai MC, dan ada beberapa santri yang kami pilih untuk menjadi Qiro'ah, bernyanyi sholawat, membaca puisi, dan untuk kelas anak-anak ada yang menampilkan sebuah tarian."

Mereka semua masih menyimak ucapan demi ucapan yang telah di sampaikan. sampai akhirnya ustadz Malik berbicara.

"Tapi ada satu yang kurang Gus, kami belum memilih santriwati untuk membacakan pidato dengan tema yang sudah di siapkan," kata ustadz Malik.

Gus imam diam sejenak untuk ikut berpikir. namun hasilnya tertuju pada nama Tania.

"Saya sudah memilihnya." saat Gus imam bersuara, mereka penasaran siapa kira-kira yang akan di pilih.

"Afwan Gus, jika kita boleh tau siapa namanya?" Tanya Ustadz Ridwan.

"Tania shaqueenna azzahra."

Jawaban Gus imam mampu membuat orang yang ada di sana terdiam. terutama Zaki yang sudah mengetahui sifat gadis itu.

"Apa anda tidak salah Gus? Tania itu santriwati bandel, sering melanggar peraturan, dan kelakuannya sangat bar-bar, apa dia bisa berbicara di depan orang banyak dengan kalem?" Ustdzah Safa ingin memastikan.

Gus imam diam-diam tersenyum. entah mengapa ia sangat ingin melihat gadis itu menunjukkan sisi baiknya.

"Saya yakin, karena saya tau dia anak baik, hanya saja dia unik."

TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang