7.keputusan

24.5K 1.3K 19
                                    

Alhamdulillah up lagi nih

Jangan lupa vote dan komen ya terimakasih

Happy reading🥰







Bagaikan maling yang tertangkap basah, seperti itulah keadaan Tania saat ini,
Tiba-tiba rasanya tenggorokanya tercekat dan tidak mampu menjawab pertanyaan sang ayah.

"Papa tanya Ni, kenapa malah diam?"

"A-nu Pa, tadi Nia main dulu di mall."

"Apa, kamu bilang, main?"

Tania sudah tidak mampu berbicara lagi rasanya, dan saat ini ia hanya membutuhkan Bundanya untuk bisa selamat dari kemarahan Papanya itu.

"Nia, kamu sudah janji dengan papa akan pulang setelah Zuhur kan? tapi kenapa kamu malah main?"

"Papa sudah memberi kepercayaan agar bisa menempati janji kamu, tapi kamu malah mengingkarinya."

"Maafin Nia pa," hanya itu kata yang bisa keluar dari mulut Tania saat ini.

"Papa tidak butuh maaf, Papa hanya butuh tanggung jawab kamu."

"Tadi orang tua Nana dan Nafisah datang kesini dan khawatir dengan kalian bertiga."

Memang siang tadi orang tua dari Nana dan Nafisah datang ke rumah Tania karena khawatir dengan anak-anak mereka yang belum pulang juga, padahal kan mereka hanya ingin menonton film, tapi perginya hampir seharian.

"Apa? orang tua Nana sama Nafisah ke sini?" tanya Tania untuk mengalihkan perhatian Papanya.

"Iya, dan kami sudah memutuskan untuk memasukan kalian bertiga ke pesantren."

DEG.

Bagaikan tersambar oleh kenyataan, Tania langsung membulatkan matanya karena terkejut oleh perkataan Papanya barusan.

"Apa pa? Nia mau di masukin ke pesantren? nggak Pa Nia nggak mau, silahkan Papa hukum Nia apa aja kalo perlu suruh Nia hafalin 30 juz, tapi Nia mohon jangan masukin Nia ke pesantren Nia nggak mau," mohon Tania dengan air mata yang mulai keluar.

"Tidak bisa, kami sudah merencanakan semuanya dan kalian bertiga akan mulai masuk pesantren Minggu depan," jelas papa.

"Hiks hiks Pa, Nia janji nggak akan bandel, nggak akan bikin masalah terus di sekolah, Nia janji bakal nurut ke Papa sama Bunda, tapi tolong batalin rencana Papa," tangis Tania mulai kencang dan berharap Papanya akan merasa iba padanya.

Namun Papa tidak menghiraukan tangisan putrinya karena ini juga demi kebaikan Tania sendiri.

"Nia dengerin Papa, ini demi kebaikan kamu sendiri, Papa cuma mau kamu jadi anak sholehah dan lebih dekat dengan tuhanmu."

"Tapi Nia nggak mau pisah dari Papa sama Bunda, Nia nggak bisa masuk pesantren hiks."

Tania masih mencoba membujuk Papanya, tapi sia-sia saja keputusan Papanya sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi.

"Kalo Papa mau Nia pergi dari rumah bilang aja, Nia bakalan pergi kok."

"NIA BUKAN BEGITU MAKSUD PAPA."

Tania langsung masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu dengan keras meninggalkan Papanya yang masih berdiri di depan kamar.

BRAKKK!

Sontak Papa pun terkejut dengan apa yang di lakukan putrinya dan hanya bisa menghela nafas panjang.

"Astaghfirullah."

Saat berada di dalam kamar, Tania menghapus sisa air matanya dan langsung membuka ponsel untuk menghubungi kedua sahabatnya itu.

                     Ukhti sholeh (hot)🔥

TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang