Aku ingetin lagi guys jangan panggil aku "Thor atau Author" tapi panggil "Bunny" biar aku nggak terlalu kaku sama kalian
Oke happy reading 🥰
Aku tidak memiliki rasa apa apa padanya, namun mengapa aku begitu khawatir, seolah-olah takut kehilangannya.
Imam Airuz Bilfaqhi
Sudah 20 menit lamanya Tania pingsan di dalam toilet, teman-temannya mulai panik karena Tania tak kunjung kembali dan sebentar lagi kelas akan di mulai.
"Tania kok lama banget ya, udah mau bel lho tapi kok belum balik sih," ucap Nana khawatir.
"Iya kok aku jadi panik ya, semoga Tania baik-baik aja deh," sambung Defita.
"husnudzon aja temen-temen, mungkin Tania emang perutnya sakit banget jadi lama," Nisa menenangkan teman-temanya.
Kring kring kring!
Bel sudah berbunyi, artinya sebentar lagi pelajaran akan segera di mulai, Nana, Nafisah, Defita, dan juga Nisa siap-siap memasuki kelas, tadi mereka sudah mengganti baju olahraga dengan baju seragam biasa.
"Tuh udah bel, tapi Tania belum balik, kira-kira ngeluarin apa sih," ucap Nafisah.
"Kita tunggu sambil masuk kelas aja yuk, barangkali Tania langsung nyusul karena denger bel." ajak Defita lalu mereka pun memilih untuk masuk ke kelas dan berhuznudzon jika Tania pasti akan menyusul.
Saat mereka ber empat berjalan ke tempat duduk masing-masing, Naysilla melirik sekilas dan hatinya sungguh puas karena Tania tidak bersama mereka, artinya Tania masih terkunci di dalam toilet.
Semua Santriwati di kelas itu sudah duduk di meja masing-masing dan tinggal menunggu guru mapel masuk, tak berselang lama Gus imam memasuki kelas untuk mengajar mapel bahasa Arab hari ini.
"Bismillahirrahmanirrahim assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
"Ketua kelas silahkan di pimpin berdoa dulu."
"Berdoa mulai."
Santriwati pun berdoa dengan khusyuk sebelum pelajaran di mulai.
"Saya absen dulu."
Gus imam mulai mengabsen satu persatu santriwati di kelas tersebut, namun saat mengucapkankan nama Tania tidak ada jawaban, Gus imam pun melirik kursi duduk Tania dan ternyata kosong.
"Kemana Tania?" Gus imam bertanya kepada santriwati di kelas tersebut.
Nafisah yang satu bangku dengan Tania pun menjawab Gus imam.
"Afwan Gus, tadi sebelum sarapan Tania izin ke toilet, tapi sampai sekarang belum kembali."
Mendengar jawaban dari Nafisah, Gus imam sedikit khawatir. tapi ia masih berprasangka baik karena gadis itu juga bandel.
"Baik, kita tunggu saja mungkin sebentar lagi akan kembali."
Diam-diam Naysilla tersenyum licik, karena ia berpikir Tania pasti tidak akan bisa keluar, dan Wulan terus berdoa dalam hati agar Tania baik-baik saja.
Gus imam pun memulai pelajarannya, tapi menit demi menit berlalu Tania belum juga kembali, dan jujur sedari tadi Gus imam sudah khawatir dengan gadis itu dan terus melirik ke arah pintu.
Dan tak terasa Bel sudah berbunyi, lalu Gus imam segera mengakhiri pelajaran untuk hari ini.
"Saya rasa cukup sampai di sini dulu pembahasanya, jangan lupa Minggu depan saya akan melihat catatan kalian yang sudah di salin dari papan tulis."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR YANG TAK TERDUGA [TERBIT]
AlteleMengisahkan seorang gadis bar bar dan pecicilan yang jatuh cinta dengan seorang anak kyai yang kelakuannya sangat bertolak belakang denganya. Tapi setiap hari gadis ini hanya mendapatkan penolakan, hingga akhirnya sadar dan memilih untuk mengejar ci...