🌷 BAB 24🌷

99 3 0
                                    

   Jika Nayra dan Hafiy lebih memilih Taman kota untuk menghabiskan malam Minggu berdua, berbeda dengan Ghavin dan Aruna.

Awalnya Ghavin mengajak Aruna ke mall untuk menonton, tapi Aruna menolak usul dari nya dan lebih memilih bermain di Timezone. Ghavin hanya bisa pasrah ketika Aruna menarik tangan dirinya untuk memasuki area bermain tersebut.

" Kak Ghavin, kita main di sini aja ya? " Ucap Aruna dengan tatapan mata memohon.

Jika sudah seperti ini Ghavin tak bisa menolak, apalagi melihat Aruna yang memohon seperti itu. Sungguh Ghavin yang melihatnya pun langsung luluh meng iyakan.

Padahal dia ingin menghabiskan malam Minggu seperti kebanyakan orang-orang, yaitu dengan menonton film romantis.

" Oke deh "

Meski awalnya Ghavin menjawab dengan lesu, tapi lihat sekarang dia malam asik bermain dengan Aruna bahkan sampai tertawa begitu lepas. Bahkan mereka melupakan sudah berapa lama mereka bermain di Timezone.

Aruna yang sudah  mulai kelelahan bermain, memutuskan untuk berhenti dan mengajak Ghavin makan. Karena sepertinya perutnya perlu di isi setelah memainkan semua permainan yang ada.

" Kak Ghavin, kita udahan yuk. Una sedikit lapar nih "

" Ya udah, kita cari tempat buat makan. Lo mau makan apa, Una? "

" Una, apa aja deh kak. Yang penting bikin kenyang" ucap Aruna tersenyum.

Ghavin hanya terkekeh mendengar jawaban Aruna, dia mengacak-acak gemas kerudung Nayra yang menutupi rambutnya.

Banyak yang melihat interaksi mereka berdua, ada yang menebak mereka sepasang kekasih ada juga yang menebak mereka adik kakak.

  Sesampainya di sebuah restoran yang ada di mall, Aruna dan Ghavin langsung menuju meja yang kosong dan segera memesan makanan. Namun tiba-tiba ada yang menghampiri meja mereka.

" Aruna? Lo Aruna kan? " Ucapnya sambil melihat Aruna.

" Willy " Aruna terkejut dengan kehadiran tiba-tiba teman sekolah nya dulu.

" Hai, Will " ucap Aruna menyapa laki-laki tersebut.

Willy dan Aruna dulu sangatlah dekat di masa SMA, namun Willy tiba-tiba pindah ketika menginjak kelas 12. Karena dia harus pindah mengikuti kedua orang tuanya.

Selama sekolah hanya Willy, laki-laki yang bisa mendekati Aruna. Itupun karena dulu Willy pernah menolong Aruna jadi mereka bisa dekat dan menjadi teman.

" Kamu apa kabar Una? Gue kangen sama lo. Oh ya, gue minta nomer Lo ya. Biar gue bisa ngobrol banyak lagi kaya dulu " ucap Willy menyerahkan handphone nya.

" Aku baik, Will. Tentu boleh dong, gue juga kangen ngobrol banyak sama Lo " ucap Aruna tersenyum.

Ketika aruana dan Willy tengah asik bertukar nomer telpon, ada satu laki-laki yang menatap tak suka pada Willy. Dia juga tak suka melihat Aruna akrab dan tersenyum dengan laki-laki tersebut.

" Ekhm.. " Ghavin hanya ingin menunjukkan pada mereka, bahwa ada dirinya disini dan tak bisa di abaikan begitu saja.

" Lo sama siapa, Una? Kakak Lo ya? Kok gak pernah bilang sih punya kakak cowok"

Mata Ghavin membola, ketika mendengar ucapan laki-laki tersebut, dia tak suka ketika laki-laki tersebut menganggap dirinya adalah kakak laki-laki Aruna.

" Eh iya Will, kenalin ini kak Ghavin. Kak Ghavin kenalin ini Willy teman sekolah Una dulu" ucap Aruna memperkenalkan mereka berdua.

" Willy, kak " Willy menjulurkan tangannya pada Ghavin.

THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang