🌷 BAB 43🌷

87 4 3
                                    

    Setelah mendapatkan Sherlock dari sang mamah Ghavin langsung menuju ke tempat Aruna. Dia sungguh tak sabar membawa Aruna ke suatu tempat.

Karena tempat salon yang Aruna kunjungi berada di samping cafe, Aruna akhirnya memutuskan untuk menunggu Ghavin di cafe tersebut.

  Sampai di sebuah cafe Ghavin mencari keberadaan Aruna, matanya terus mengelilingi cafe tersebut mencari keberadaan Aruna.

Hingga matanya menemukan sosok yang sangat dia kenal, namun terlihat sedikit berbeda. Ghavin langsung menghampiri Aruna di salah satu meja.

" Aruna!" Ujar Ghavin sambil menepuk pundak Aruna, karena posisi Aruna yang duduk membelakangi Ghavin jadi dia sedikit sulit mencari keberadaan Aruna.

Aruna langsung berbalik ketika seseorang menepuk pundaknya, senyum manis terpancar di bibir Aruna ketika melihat siapa tadi yang memanggil dirinya.

Ghavin bahkan langsung terpesona melihat Aruna senyum Aruna di tambah dengan penampilan Aruna yang sedikit berbeda, baru kali ini Ghavin melihat Aruna menggunakan dress.

" kak Ghavin mau duduk dulu? Atau pesan sesuatu?" Tawar Aruna pada Ghavin.

Ghavin langsung menggeleng cepat, Ghavin melihat jam di pergelangan tangannya. Sepertinya tidak akan cukup jika Ghavin memutuskan untuk minum dulu atau makan.

" sebaiknya kita langsung pulang aja ya," ujar Ghavin langsung menggandeng tangan Aruna.

  Aruna merasa asing dengan jalan yang di lalui mobil Ghavin, karena jalan ini bukanlah jalan yang biasa mereka lewati.

" Kak kita kok lewat sini sih?" Ucap Aruna melihat ke arah Ghavin yang tengah mengemudi.

" gue mau ngajak Lo ke suatu tempat." Ghavin melirik Aruna sekilas dan kembali fokus mengemudi.

Aruna hanya bisa menghela nafas panjang, jika dirinya protes pun percuma saja. Karena Ghavin adalah orang yang pemaksa.

Hampir setengah jam, tapi mobil yang Aruna tumpangi belum juga berhenti. Dia jadi penasaran, sebenarnya Ghavin ingin membawanya kemana.

" Kak,," Aruna membalikkan badannya melihat ke arah Ghavin.

" hmm,"

" sebenarnya kita mau kemana sih? Kita udah setengah jam loh di perjalanan." Ucap Aruna dengan bibir mengerucut, dia kesal lantaran Ghavin tidak memberi tahu dirinya kemana tujuan Ghavin.

Ghavin terkekeh kecil melihat wajah Aruna yang tampak kesal. " gue mau ngajak Lo ke suatu tempat."

" Iya, tapi kita mau kemana? Kakak nggak berniat apa-apain Una kan?"

" astaga! Dapet pemikiran dari mana Lo?"

" udah pokoknya Lo duduk aja yang manis, nanti juga bakalan tau kok." Lanjut Ghavin.

" bisa aja kan, orang tadi malam aja kakak mengambil kesempatan dalam kesempitan." Aruna kembali membenarkan posisi duduknya, agar melihat ke arah depan.

Ghavin memilih diam. Dia tidak mau menanggapi ucapan Aruna dan tidak mau memperburuk suasana hati Aruna.

Setelah menempuh sekitar satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah pantai yang sangat indah dengan hamparan pasir putih.

Ghavin melihat ke arah kursi penumpang, awalnya dia berniat mengajak Aruna tapi dia justru melihat Aruna yang tidur begitu damai.

Karena waktu yang semakin sore, Ghavin terpaksa membangun Aruna.

" Una,," Ghavin membelai kepala Aruna dengan lembut.

Aruna mengerjakan matanya beberapa kali, yang pertama kali dia lihat adalah Ghavin yang begitu dekat dengan dirinya.

THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang