🌷 BAB 35🌷

71 3 0
                                    


   Setelah menempuh sekitar 17 jam jalur udara. Kini Nayra dan Hafiy telah sampai di bandara internasional China.

Hafiy senantiasa mendorong kursi roda Nayra, seorang laki-laki paruh baya seumur sang papah menghampiri mereka. Bisa Hafiy tebak jika itu adalah paman Lukman, dia tahu paman Lukman karena sang papah mengirimkan foto beliau.

" Assalamu'alaikum, nak Hafiy?" Tanya lelaki paruh baya tersebut.

" Wa'alaikumussalam, benar pak saya Hafiy." Jawab Hafiy.

" Ternyata saya tidak salah mengenali ya, kamu benar-benar mirip seperti Abi waktu muda." Kata paman Lukman.

" Ah... Benarkah? Saya mirip dengan papah saya?" Tanya Hafiy dan dibalas anggukan oleh paman Lukman.

" Selama disini anggap saja saya ini paman kamu, meski saya tidak melihat kamu dari kecil. Tapi karena kamu adalah anak dari sahabat saya, itu artinya kamu adalah keponakan ku."

" Baiklah Paman." Ucap Hafiy tersenyum.

" Apa dia istri mu?" Tanya Lukman melihat Nayra yang sedari tadi hanya diam melihat interaksi mereka berdua.

" Ya paman, dia istriku namanya Nayra."

" Assalamu'alaikum, paman saya Nayra." Nayra menyapa paman Lukman sambil tersenyum.

" Wa'alaikumussalam nak, kamu cantik sekali pantas saja suami kamu sangat mencintaimu." Lukman mengatakan hal tersebut, karena bisa melihat bagaimana Hafiy menatap Nayra dan perlakuan Hafiy pada Nayra. Terlihat jelas jika Hafiy sangat mencintai istrinya.

" Kita lanjut ngobrol nya, nanti di rumah saja. Sekarang kita ke rumah paman untuk istirahat, kalian pasti capek setelah menempuh perjalanan jauh."

  Mereka semua akhirnya memutuskan untuk pergi dari bandara menuju rumah paman Lukman, yang nanti nya akan menjadi rumah sementara untuk Hafiy dan Nayra selama pengobatan.

Rumah Lukman dan sang istri memang sedikit jauh dari perkotaan, karena mereka berdua sengaja mencari tempat tinggal yang masih asri.

Setelah menempuh perjalanan 1jam, akhirnya mereka sampai di depan rumah terlihat begitu segar dan rapih. Mobil yang mereka tumpangi memasuki pelataran rumah.

Di depan rumah sudah ada seorang perempuan seumuran mamah Hafiy sedang menunggu, menyambut kedatangan mereka.

" Assalamu'alaikum, sayang." Lusi mencium punggung tangan sang suami.

" Wa'alaikumussalam." Jawab Lusi sambil tersenyum.

" Perkenalkan ini anak dan menantu sahabat ku yang aku ceritakan waktu itu." Lusi langsung menghampiri Nayra dan berjongkok mensejajarkan diri dengan Nayra.

" Halo nak, saya Lusi istri Lukman. Kamu cantik sekali nak." Ucap Lusi melihat Nayra tersenyum.

" Terimakasih bibi atas pujiannya."

" Bibi jadi ingin memiliki anak perempuan seperti kamu."

" Sudah, sebaiknya kita masuk kedalam, apa kalian tidak capek? Setelah melakukan perjalanan panjang."

" Oh iya, maaf bibi lupa mempersilahkan kalian. Selamat datang di rumah sederhana bibi dan paman, anggap saja ini rumah kalian sendiri."  Lusi mempersilahkan mereka semua untuk masuk kedalam.

Hafiy dan Nayra ke kamar yang ada di belakang, yang akan mereka tempati nanti. Kamar yang mereka tempati memang tidak satu rumah dengan Lukman dan lushi.

Kamar ini sengaja di buat untuk tamu atau keluarga yang akan menginap di rumah mereka.

Hafiy dan Nayra memasuki kamar tersebut, mereka berdua di buat takjub dengan interior kamar dan gaya kamarnya. Sangat nyaman .

THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang