🌷 BAB 42🌷

68 2 0
                                    


  
       Hari ini Aruna nampak tidur dengan nyenyak, bahkan jauh lebih nyenyak dari biasanya. Saking nyenyak aruna sampai bangun kesiangan.

Hingga suara dokter Khadijah mengusik tidur nyenyak aruna, bahkan Aruna belum sadar posisi tidur nya.

" Ghavin, Aruna!!!"

Dokter Khadijah langsung terkejut ketika melihat Ghavin dan Aruna tidur di sofa ruang keluarga dan parahnya lagi mereka tidur saling berpelukan, pantas saja bi Ina tidak berani membangunkan Aruna.

Mendengar suara yang sangat di kenali memanggil dirinya Aruna langsung membuka mata, dia bingung kenapa dokter Khadijah pagi-pagi seperti ini marah-marah memanggil dirinya.

Aruna langsung terkejut melihat siapa yang ada di depannya, dan tambah terkejut nya lagi posisi mereka yang begitu intim.

" aahhh..." jerit arun, Reflek Aruna mendorong Ghavin dengan keras karena terkejut.

" astagfirullah, kenapa kak Ghavin tidur sama aku?" Ujar Aruna langsung terduduk.

Ghavin merasa sakit di bagian tubuhnya, apalagi Aruna mendorong tubuhnya terlalu keras hingga kepalanya menyentuh lantai di tambah telinga nya sakit mendengar dua teriak perempuan di pagi hari.

" astaga, Lo kalo mau bangunin gue baik-baik dong. Sakit tau pantat sama kepala gue," ujar Ghavin sambil mengelus kepala nya yang terkena lantai.

" kak Ghavin kenapa tidur di sofa bareng Una?" Tanya Aruna menatap sengit ke arah Ghavin. Marah, tentu saja.

Aruna tau Ghavin memang tidak melakukan apapun padanya, tapi belum tentu orang yang melihat mereka berdua akan percaya.

" salain Lo lah, kenapa Lo tindihin tangan gue sampe nggak bisa gerak. Padahal niat gue cuman mau menyelimutimu tapi tangan gue yang jadi korban." Ujar Ghavin masih dengan posisi yang sama yaitu duduk di lantai.

Dokter Khadijah sudah tidak tahan melihat mereka berdua bertengkar, harusnya disini yang marah adalah dirinya. Tapi kenapa malah mereka saling adu mulut.

" Stop!!, Kalian ini seperti anak kecil saja." Dokter Khadijah menengahi perdebatan di antara mereka.

Dokter Khadijah duduk di sofa yang ada di situ, dia menatap Aruna dan Ghavin Bergantian, terlihat dari tatapan matanya dokter Khadijah Sanga kesal pada mereka berdua.

Aruna berniat menjelaskan semuanya, jika dia dan Ghavin tidak melakukan hal apapun. Tapi melihat tatapan dokter Khadijah yang begitu serius Aruna mengurungkan niat untuk berbicara.

" Pokoknya mamah nggak mau tau, kalian harus cepat-cepat di nikahkan!." Ujar dokter Khadijah dengan serius.

Meski dia tahu tidak terjadi apapun di antara mereka, tapi dokter Khadijah sengaja memutuskan untuk menikahkan mereka berdua, apalagi bi Ina juga sempat melihat mereka tidur berdua.

Aruna langsung terkejut dan melihat ke arah dokter Khadijah, apakah dokter Khadijah mengatakan nya dengan serius atau hanya sekedar bercanda.

Sedangkan Ghavin hanya terlihat santai ketika dokter Khadijah mengatakan hal tersebut, bahkan dalam hati dia mengucapkan terimakasih pada sang mamah.

" Tapi mah, Una dan Kak Ghavin nggak ngelakuin apapun. Ini semua salah faham," Aruna berusaha menjelaskan ke dokter Khadijah.

Dia bahkan melirik ke arah Ghavin meminta untuk membantu menjelaskan pada dokter Khadijah. Tapi Ghavin terlihat acuh pada tatapan Aruna, seolah dia menyetujui usulan dokter Khadijah.

" Mamah percaya sama kamu Aruna, tapi mamah nggak percaya sama satu anak ini," kata dokter Khadijah menunjukkan ke arah Ghavin.

Ghavin yang di tunjuk merasa tersinggung, karena dirinya di salahkan atas kejadian ini. Meskipun pada kenyataannya memang di juga salah.

THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang