🌷 BAB 34🌷

74 3 0
                                    


  Setelah memastikan Nayra dalam keadaan baik-baik saja, Hafiy langsung segera menemui dokter Arman. Dokter Arman juga ikut menangani penyakit Nayra, karena dokter Arman adalah dokter senior di bagian spesialis reumatologi.

  Ternyata di dalam ruangan dokter Arman sudah ada sang ayah dan Ghavin. Mereka semua ingin mengetahui hasil dari pemeriksaan terbaru penyakit Nayra.

" Papah di sini juga?" Tanya Hafiy mendudukkan bokongnya di sofa, di samping sang ayah.

" Papah ingin tahu tentang keadaan Nayra, nak. Bukannya kita semua tahu Nayra sempat di nyatakan sehat tapi kenapa semua ini terjadi." Jelas dokter Abi.

" Iya pah, Hafiy juga yakin dengan hasil cek up terakhir kalinya. Tapi kenapa sekarang penyakit itu kembali menyerang Nayra, bahkan sekarang lebih parah."

Dokter Arman bergabung dengan mereka semua dengan membawa berkas hasil dari pemeriksaan terbaru Nayra yang akan segera Mereka ketahui.

" Fiy, ini hasil pemeriksaan terbaru Nayra. Sebaiknya kamu lihat dulu." Dokter Arman menyerahkan berkas tersebut pada Hafiy.

Jantung Hafiy berdebar ketika menerima pemeriksaan terbaru Nayra yang di berikan oleh dokter Arman.

Jujur dia tidak siap tentang kemungkinan yang terjadi, Hafiy terus berdoa dalam hati semoga hasil terakhir yang dia ketahui adalah hasil yang akan dia lihat sekarang ini.

Deg...

Hafiy merasa menjadi suami yang baik untuk Nayra setelah melihat hasil kesehatan Nayra. Dia merasa gagal menjadi dokter.

" Ini bukan kesalahan kamu, Hafiy." Ucap dokter Arman.

" Kamu dan semuanya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati penyakit Nayra, tapi mungkin tuhan berkehendak lain."

Dokter Abi juga ikut membaca hasil pemeriksaan terbaru Nayra sang menantu. Hatinya ikut sedih membaca hasil nya.

" Jadi sekarang tubuh Nayra tidak bisa menerima pengobatan yang biasa kita lakukan?" Tanya dokter Abi.

" Seperti yang sudah kamu baca, tubuh Nayra tidak bisa merespon untuk pengobatan yang biasa kita lakukan." Jelas dokter Arman.

Hafiy menghela nafas panjang, dia memijit pelipisnya. Hafiy bingung bagaimana nanti harus menjelaskan semuanya ke Nayra.

" Apa tidak ada cara lain dok?" Tanya Hafiy pasrah.

" Ada fiy." Hafiy langsung menatap dokter Arman meminta penjelasan.

" Abi, kamu tahu teman kita yang ada di cina?" Tanya dokter Arman. Dokter Abi berfikir sejenak mengingat-ingat siapa temannya yang berada di negara Cina.

" Ah,, iya aku ingat. Dia Lukman kan? Teman kita yang menolak Bekerja di rumah sakit ku." Dokter Arman mengangguk menjawab pertanyaan dokter Abi.

" Iya, dia memang menolak bekerja di rumah sakit ini. Karena dia menikah dengan gadis dari cina dan dia mengikuti sang istri untuk tinggal di cina."

" Kamu tahu bukan? Lukman itu ahli dalam pengobatan tradisional dan obat herbal. Begitu juga dengan istrinya." Hafiy mendengarkan dengan seksama obrolan sang ayah dan dokter Arman.

Hati Hafiy sedikit lega mendengar pembicaraan mereka berdua, setidaknya ada cara lain untuk menyembuhkan penyakit Nayra.

   Di kamar rawat Nayra, Nayra dan Mira begitu asik berbagi cerita. Mereka semua sudah melupakan kejadian tadi, bahkan Aruna yang sedari tadi menangis kini sudah tertidur di sofa yang ada di kamar rawat Nayra.

" Kamu sekarang hebat ya, mir. Udah bisa menjadi desainer terkenal."

Mira memang sekarang menjadi desainer terkenal. meskipun masih baru di dunia fashion, tapi karya-karya Mira banyak di minati.

THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang