🌷BAB 22🌷

100 3 0
                                    


   Nayra tengah berdiri di balkon kamarnya, menatap pemandangan di depan balkon tersebut.

Seperti nya tempat ini akan menjadi tempat favorit nya sekarang, dia suka melihat pemandangan dari depan kamar nya.

Pemandangan taman yang indah dengan berbagai bunga dan kolam ikan yang di hiasi air terjun buatan, membuat siap saja yang melihat dan menikmati suara air menjadi tenang dan nyaman.

Asik dengan pemandangan di depan Nayra sampai tidak mendengar suara pintu kamar.

Nayra tersentak ketika tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggang nya.

Hafiy yang sedari tadi mencari sang istri, langsung segera menghampiri Nayra. Ketika melihat Nayra berdiri di balkon kamarnya.

Dia langsung memeluk Nayra dari belakang, dagu nya kini bersandar nyaman di pundak sang istri.

" Mas " Nayra mengelus tangan sang suami yang melingkar di perut nya.

" Dari tadi mas cariin kemana-mana, ternyata kamu ngupet di sini " ucap Hafiy sambil mendusel ke cekuk leher sang istri.

Semua keluarga nya sudah pulang sejak tadi sore, setelah makan dan mengobrol sebentar, mereka semua memutuskan untuk pulang.

" Kamu suka rumah nya? " Tanya Hafiy masih nyaman dengan posisi nya memeluk Nayra.

" Suka, suka banget apalagi tempat ini. Nay suka tempat ini sangat tenang dan indah " ucap Nayra tersenyum.

" Terimakasih mas, mas selalu berusaha membahagiakan nay. Terimakasih karena mas sudah mengizinkan Una tinggal bersama kita "

" Syukurlah kalo kamu suka, sebenarnya rumah ini sudah lam mas bangun. Awalnya mas takut kamu gak suka sama rumah ini karena bukan selera kamu dan nanti mas berniat ingin membangun yang baru sesuai dengan keinginan kamu "

" Tapi mendengar jawaban kamu, mas bersyukur kalo kamu menyukai rumah ini. Kamu tahu? Dapur itu sengaja mas bikin sebagus mungkin sesuai dengan impian kamu, karena mas tahu istri mas ini akan hobi berlama-lama di dapur. jadi mas bikin dapur yang senyaman mungkin " ucap Hafiy sambil membalikkan badan sang istri agar menghadap dirinya.

" Dan untuk masalah Una, mas emang dari dulu sudah memutuskan untuk mengajak Una ikut pindah. Karena mas takut kamu akan sedih jika Una di tinggal sendiri di rumah orang tua kamu "

" Setidaknya kamu di sini tidak akan kesepian jika ada Una " jelas Hafiy.

Nayra kembali terharu dengan ketulusan cinta Hafiy, dia begitu mencintai dirinya hingga sangat mengerti perasaan nya.

Nayra beruntung memiliki suami pengertian seperti Hafiy.

" Terimakasih mas " Nayra memeluk Hafiy.

" Sama-sama, sayang. Sudah kewajiban mas membagikan kamu " membelai punggung Nayra.

Hafiy melepaskan pelukan Nayra, dan kembali menatap Nayra dengan intens. Membelai pelan pipi chubby sang istri.

Dengan rambut yang panjang dan lurus dan mata bulat dan bulu mata lentik menambah kecantikan Nayra.

Dia bersyukur ketulusan cinta nya kini berujung mempersatukan keduanya pada ikatan yang halal.

Dia bersyukur mendapatkan Nayra, perempuan cantik, baik hati dan yang pasti perempuan yang sangat tegar.

Hafiy tidak pernah mempermasalahkan keadaan Nayra, justru Hafiy malah ingin selalu berada di sisi Nayra dalam keadaan apapun, membersamainya melewati setiap ujian.

Lama mereka saling mengunci pandangan " sayang, boleh mas meminta sekarang" ucap Hafiy masih dengan mata yang saling bertatap penuh ketulusan.

Nayra mengangguk kecil, kini Hafiy adalah suaminya yang berhak atas dirinya.

THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang