Selang beberapa menit, mobil yang di tumpangi Ghavin dan Aruna kini memasuki pelataran rumah Hafiy.Aruna langsung melepaskan sabuk pengaman nya, ketika mobil ketika mobil sudah Sampai di halaman rumah. Dia juga tidak lupa mengucapkan terimakasih pada Ghavin, karena mau repot-repot mengantarkan dirinya pulang.
" makasih ya kak, udah anterin Aruna." Ucap Aruna melihat ke arah Ghavin sambil tersenyum.
Ghavin hanya membalas nya dengan berdehem, namun Ketika melihat Aruna keluar dari mobil Ghavin langsung membuka suara.
" Nggak ada niat nawarin gue minum nih?" Ghavin berdecak sebal, melihat Aruna yang tak peka.
Mendengar suara Ghavin, Aruna langsung menoleh ke arah samping di mana Ghavin duduk. Dia pikir Ghavin akan langsung pulang setelah mengantar dirinya, apalagi hari yang semakin malam.
" Kak Ghavin nggak mau pulang? Ini udah malam, di rumah juga nggak ada kak Ara sama kak Hafiy," ujar Aruna.
" Gue bakalan pulang setelah lapar gue ilang," kata Ghavin, semenjak pulang dari rumah sakit Ghavin memang belum memakan apapun.
" Kak Ghavin belum makan?"
" tadinya gue makan bareng temen gue, tapi karena ngeliat Lo ribut jadi gue nggak jadi makan deh," ucap Ghavin dengan wajah yang di buat menyedihkan.
Karena merasa tidak enak pada Ghavin, akhirnya Aruna memutuskan untuk membuatkan makanan untuk Ghavin sebagai tanda terimakasih.
Kini mereka sudah berada di meja makan, Aruna hanya membuat kan nasi goreng untuk mereka berdua.
" Maaf ya kak, Una cuman buatkan nasi goreng Karena hanya ini yang cepat di masak nya,"
" iya gak papa, lagian ini juga udah cukup kok buat isi perut." Kata Ghavin langsung duduk di salah satu kursi meja makan.
Dalam keheningan mereka hanya fokus pada makan Masing-masing. Ghavin sangat menikmati masakan Aruna yang lezat, dia nampak begitu lahap memakan nasi goreng nya.
Aruna yang melihat Ghavin makan dengan lahap pun merasa bahagia, setidaknya masakannya cocok di lidah Ghavin, awalnya Aruna takut Ghavin tidak akan menyukai masakan nya, tapi pemikiran nya salah setelah melihat Ghavin.
Karena merasa tidak nyaman dengan pakaian nya, Aruna memutuskan untuk mengganti pakaian apalagi dia habis memasak. Sedangkan Ghavin, dia sedang menerima telepon dari James setelah makan selesai.
" Ah,, lega banget akhirnya bisa ganti ke pakaian yang lebih nyaman." Aruna mengganti bajunya dengan baju tidur.
Aruna berniat melihat Ghavin, apakah sudah pulang atau belum. Baru beberapa langkah tiba-tiba Semua nya menjadi gelap lantaran lampu padam.
" ahhh,,," Aruna langsung berjongkok menutupi telinga nya, dia memejamkan matanya tak berani membuka mata.
Ghavin yang baru selesai telponan langsung terkejut ketika lampu padam, apalagi di tambah suara teriakan dari atas.
Dia baru ingat jika kamar di atas adalah kamar Aruna, Ghavin langsung berlari menaiki tangga dengan terburu-buru. Dia takut terjadi sesuatu pada Aruna, apalagi mendengar teriakan Aruna.
Sampai di depan pintu kamar Aruna, Ghavin langsung membuka pintu nya dengan keras. Untung nya Aruna tidak mengunci kamarnya, jadi Ghavin dengan mudah masuk ke dalam.
" Aruna!!" Ghavin mencoba menemukan Aruna dalam keadaan kamar yang gelap.
" kak Ghavin," ujar Aruna dengan suara yang sedikit bergetar karena takut.
Mendengar suara nya di panggil Ghavin langsung mencari sumber suara, dan dia menemukan Aruna yang tengah duduk di dekat tempat tidur.
Ghavin langsung berjongkok di depan Aruna, kedua tangan Ghavin berada di pundak Aruna. Ghavin dapat merasakan Aruna ketakutan karena tubuhnya yang sedikit bergetar.

KAMU SEDANG MEMBACA
THIS Is My Sister
De TodoKisah ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama NAYRA AFEERA anak kedua yang selalu berusaha membahagiakan & menyayangi sang adik ARUNA NAMEERA yang tak pernah mendapatkan hal tersebut dari kedua orang tuanya. Menjadi AYAH sekaligus ibu u...