🌷 BAB 30 🌷

89 2 0
                                    

      Setelah mata kuliah berakhir, Aruna keluar dari ruang kelas dengan langkah yang terburu-buru menuju tempat parkir.

  Dia baru ingat jika hari ini ada janji bertemu dengan sahabat dulunya, yang Minggu kemarin dia temui di mall dengan cara tidak sengaja.

  Meski banyak yang mengatakan bahwa persahabatan antara wanita dan laki-laki itu tidak ada,  tapi Aruna membuktikan nya.

   Dari masa SMP Aruna dan Willy sudah bersahabat, dan selama ini hubungan persahabatan mereka baik-baik saja. Tanpa ada perasaan istimewa yang tumbuh di antara mereka.

  Tanpa di sadari ada yang memperhatikan dirinya, semenjak dia keluar dari kelas.

  Ghavin yang baru saja keluar dari kelas, sedikit penasaran melihat Aruna yang keluar kelas sedikit terburu-buru.

  Karena rasa penasarannya, Ghavin mencoba mengikuti Aruna dari jarak jauh. Dia sadar akan posisinya sekarang.

  Mungkin jika bukan berada di areal kampus, Ghavin sudah langsung mengejar Aruna dan bertanya padanya.

Ghavin masih setia mengikuti Aruna yang sedang berjalan dengan sedikit terburu-buru, bahkan dia juga melihat Aruna yang sesekali melihat handphone, seperti sedang membalas pesan seseorang.

  Sampai di area tempat parkir Ghavin langsung melangkah kakinya dengan cepat agar bisa menjangkau Aruna.

sreek....

Dalam satu kali sentakan Ghavin bisa menggapai tangan Aruna dan langsung menarik nya.

Bugh...

  Kening Aruna membentur dada bidang Ghavin yang di lapisi kemeja berwarna navy, karena Ghavin menarik tangan Aruna dengan sedikit keras membuat Aruna menubruk Ghavin.

" Apa-apaan sih Lo..." Ucap Aruna sedikit sewot.

Tapi ketika melihat siapa yang menarik tangan dirinya, Aruna yang tadinya mau marah. Kini nyalinya menciut melihat seseorang yang menarik tangan dirinya.

" P-pak Ghavin.." ucapnya gugup, hampir saja Aruna marah-marah kepada Ghavin.

" Kenapa? Mau marah? " Ucap Ghavin yang masih setia mencekal lengan Aruna.

" Ng-gak pak, kirain saya siapa tadi yang narik tangan saya ". Ucapnya sambil tersenyum.

" Maaf pak, ada perlu apa ya? Sampai-sampai bapak menemui saya? ". Tanyanya.

" Kenapa keluar kelas dengan terburu-buru? ".

" Maaf pak, ini masalah pribadi saya. Jadi bapak tidak bisa ikut campur ". Ucap Aruna tegas dan berusaha melepaskan tangan yang sedang di cekal oleh Ghavin.

  Aruna berusaha menjaga jarak dengan Ghavin, karena setelah kejadian di taman kemarin. Ghavin sering menanyakan keadaan dirinya.

Bahkan tak jarang Ghavin memberikan perhatian pada Aruna, dan hal itu yang Aruna takuti. Dia takut jatuh dalam perhatian Ghavin apalagi dengan paras Ghavin yang begitu tampan.

Dia tidak mau menjadi salah satu korban laki-laki buaya seperti Ghavin.

Ghavin merasa heran dengan nada bicara Aruna yang terkesan cuek, dia merasa tidak pernah berbuat salah pada Aruna. Tapi kenapa Aruna terlihat berbeda.

" Lepasin tangan saya pak. Saya nggak mau jadi bahan omongan mahasiswi di kampus nanti ". Ucapnya berusaha melepaskan tangan dari Ghavin.

" Jawab dulu pertanyaan gue, Aruna? Lo nggak usah takut. Tempat parkiran ini sepi, jadi nggak bakalan ada yang lihat kita ".

THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang